Jakarta (ANTARA News) - Muktamar Liga Islam Sedunia (Rabithah al-`Alamil Islamy) yang berlangsung di Mekkah 1-4 April dibuka Putra Mahkota Saudi Arabia, Pangeran Misy`al bin Majid bin Abdul Aziz, atas nama Raja Abdullah bin Abdul Aziz, Sabtu (1/4), dengan tema sentral "Persatuan Umat Islam". Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin yang hadir pada muktamar itu mengatakan Pangeran Misy`al dalam sambutannya menekankan pentingnya muktamar membahas masalah persatuan umat di tengah gejala perpecahan umat Islam atas dasar perbedaan paham keagamaan dan ideologi politik. Sekjen Liga, Syaikh at-Turki dan Syaikh al-Azhar, Syaikh at-Thonthowi menekankan bahwa persatuan Islam harus mengedepankan orientasi inklusif tehadap berbagai mazhab di kalangan umat Islam dan harus dimulai dengan persatuan para ulama dan zuama (pemimpin). Muktamar yang dihadiri oleh 500-an tokoh, ulama dan zuama (pemimpin Islam) dari seluruh dunia juga dihadiri oleh tokoh Islam Indonesia, seperti Menag Maftuh Basyuni, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din, Ketua PBNU Agil Siraj dan Ketua Umum DDII Hussein Umar. Din memandang muktamar itu diselenggarakan tepat waktu dalam kaitan dinamika eksternal umat Islam yang sangat cepat membawa perubahan dan tantangan besar dan kompleks. Kondisi itu menuntut persatuan umat Islam baik atas dasar aliran teologis maupun orientasi politik masing-masing negara Islam. Menurut Din, faktor utama dari keadaan itu adalah lemahnya kepemimpinan umat Islam yang disebabkan oleh masih adanya egoisme bahkan fanatisme kelompok di kalangan Islam, di samping perbedaan pendekatan strategis dalam menghadapin tantangan dan pemaknaan jihad. Din menilai Rabithah al-`Alamil Islamy belum sepenuhnya berfungsi sebagai mekanisme pemersatu umat, apalagi pendorong aktualisasi potensi besar umat Islam. Din berharap Rabithah dapat tampil dengan peran-peran strategis dalam mengajukan peradaban alternatif Islam terhadap peradaban dunia. Untuk itu sangat diperlukan kepemimpinan dan kemampuan manejemen untuk menggerakkan umat Islam. Walaupun demikian, menurut Din, muktamar ini adalah awal yang baik untuk sebuah perjalanan panjang. (*)

Copyright © ANTARA 2006