Jakarta (ANTARA News) - Stok pupuk untuk Jawa Barat dan Timur diperkirakan tidak mengalami kekurangan apalagi Departemen Perdagangan tidak mengeluarkan ijin ekspor pupuk dalam musim tanam kali ini. "Departemen perdagangan tetap tidak merekomendasikan ekspor pupuk karena untuk kebutuhan perkebunan saja kurang," kata Direktur Bina Pasar dan Distribusi, Departemen Perdagangan, Gunaryo di Jakarta, Minggu. Ia mengatakan pada tanggal 26 Maret 2006, Pupuk Kalimantan Timur (PKT) melakukan swap pupuk untuk Pupuk Sriwijaya sebesar 8.500 ton dari Kaltim untuk Jatim. Swap tersebut terjadi karena turn around (masa istirahat) Pusri pada akhir Februari selama tiga pekan. "Kebutuhan pupuk Jawa Barat juga tidak kurang, karena produksi pupuk untuk daerah tersebut normal ditambah beroperasinya dua pabrik pupuk Kujang," katanya. Pada 24 Maret 2006, Pabrik pupuk Petrokimia Gresik, kata dia, juga sudah mulai normal beroperasi. "Saat ini jumlah tambahan subsidi (secara nominal) bila dibandingkan dengan jumlah pupuk, berarti sama dengan 6 juta ton pupuk. Jumlah itu juga tidak akan berkurang selama tidak ada ekspor," katanya. Pada 2006 kebutuhan pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian diperkirakan urea sebanyak 4,3 juta ton, SP-36 mencapai 700 ribu ton, ZA 600 ribu ton dan NPK sekitar 400 ribu ton. Sejak 2003 Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk pupuk urea bersubsidi ditetapkan sebesar Rp1.050 per kilogram, sedangkan pupuk non-subsidi harganya berkisar antara Rp1.800 - Rp2.000 per kilogram. Sementara itu, Direktur Pemasaran Petrogres, Bambang Tjahjono, mengatakan pihaknya sebenarnya telah memasok pupuk urea subsidi menyalurkan pupuk melebihi jumlah pupuk bersubsidi yang ditetapkan SK Menteri Pertanian. Ia mencontohkan pada Januari sampai Maret 2006 pihaknya telah menyalurkan sebanyak 61.720 ton urea bersubsidi serta tambahan dari PKT sekitar 34.500 ton untuk menutupi kekurangan akibat pabrik Petrogres sempat berhenti operasi akibat ledakan saat start up pada awal Pebruari lalu. Demikian pula dengan pupuk non urea subsidi lainnya seperti ZA, SP36, dan NPK Phonska, telah disalurkan melebihi alokasi yang ditetapkan Mentan yaitu masing-masing sebesar 63.526 ton, 40ribu ton, dan 27.217 ton. Direktur Keuangan/Pemasaran PKC A Tossin Sutawikara mengatakan pihaknya juga menyiapkan stok pupuk yang sangat aman untuk sebagian Jabar yang menjadi tanggung jawabnya yaitu sebesar 56 ribu ton cukup untuk antisipasi satu bulan ke depan. PKT dalam siaran persnya yang diterima ANTARA di Jakarta, Minggu, mengatakan Kantor Perwakilan Pemasaran PKT di Jatim sudah menyalurkan pupuk urea bersubsidi pada periode Januari s.d Maret 2006 mencapai 161.250 ton atau 130 persen diatas alokasi Mentan sebesar 123.693 ton.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006