Jakarta (ANTARA News) - Kunjungan pribadi sejumlah anggota Komisi I DPR ke Australia untuk melakukan lobi dan klarifikasi terkait dengan masalah hubungan kedua negara yang sedang memburuk tak banyak manfaatnya, demikian kata anggota Komisi I DPR, Boy Saul, dari Fraksi Partai Demokrat di Jakarta Senin. "Buat saya, kunjungan itu tak memberikan manfaat. Saya sendiri tidak tahu siapa-siapa anggota Komisi I DPR yang akan ke Australia," katanya mengomentari rencana kepergian enam anggota Komisi I DPR secara pribadi ke Australia. Menurut Boy, para anggota Komisi I DPR yang akan ke Australia itu mempunyai hak untuk pergi ke mana saja. "Itu tergantung fraksi mereka. Kalau fraksi mengizinkan, mereka bisa pergi. Tak perlu izin Ketua Komisi I DPR," katanya. Rencana kepergian ke Australia itu, tambahnya, juga tidak melalui rapat di Komisi I DPR. "Mereka tak memberitahu pada Komisi I untuk keberangkatan mereka," katanya. Boy mengatakan upaya melobi Australia untuk menyelesaikan sejumlah masalah yang sedang dihadapi kedua negara bisa dilakukan melalui Dubes Australia di Jakarta. "Kan kita bisa mengundang Dubes Australia ke Komisi I. Untuk melakukan klarifikasi, kita bisa mengundang Dubes kita yang ditugaskan di Australia," tambahnya. Ketika ditanya soal karikatur Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di koran The Wekend Australian, Boy mengemukakan orang Indonesia harus belajar dewasa dalam menyikapi karikatur. "Koran kita juga membuat karikatur Menlu Downer, tapi rakyat Australia biasa-biasa saja," katanya. Semestinya, tambah Boy, rakyat Indonesia juga tak perlu sensitif menyaksikan koran luar membuat karikatur para pejabat Indonesia. "Kecuali karikatur Nabi Muhammad. Kalau soal nabi, itu lain. Kalau pejabat, entah itu presiden atau menlu tak jadi masalah bila dikarikaturkan," tambahnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006