Kepala desa dari empat desa di tiga kecamatan membuat surat permohonan air bersih ke Pemda Manggarai Timur
Manggarai Barat, NTT (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, telah menyalurkan air bersih ke empat desa yang mengalami kekeringan dampak musim kemarau 2022.

"Kepala desa dari empat desa di tiga kecamatan membuat surat permohonan air bersih ke Pemda Manggarai Timur. Sudah dua bulan ini kami masih distribusikan air," kata Kepala Pelaksana BPBD Manggarai Timur Petrus Subin ketika dihubungi di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Selasa.

Dia menyampaikan empat desa yang mendapat bantuan air bersih yakni Desa Satar Punda dan Satar Padut di Kecamatan Lamba Leda Utara, Desa Compang Wunis di Kecamatan Lamba Leda Timur dan Desa Melo di Kecamatan Lamba Leda Selatan.

Dia menambahkan tiga kecamatan itu sering mengalami kekeringan saat musim kemarau, sehingga pemerintah kabupaten melalui BPBD Manggarai Timur terus mendistribusikan air bersih ke masyarakat di wilayah tersebut.

Baca juga: BMKG: Waspadai hari tanpa hujan ekstrem di 9 daerah NTT

Baca juga: BMKG: Waspadai Hari Tanpa Hujan ekstrem panjang semakin meluas di NTT


Selain mendistribusikan air bersih, BPBD Manggarai Timur terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait ancaman kekeringan pada musim kemarau sehingga masyarakat bisa mengambil langkah antisipasi.

Selain itu BPBD meminta kepala desa untuk membuat surat permohonan air bersih kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur jika desa telah kesulitan mendapatkan air bersih.

"Kami juga berkoordinasi dengan Dinas PUPR agar bisa membuka jaringan air bersih yang baru," katanya.

Berdasarkan Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis di NTT dari BMKG, seluruh zona musim di wilayah NTT telah memasuki musim kemarau.

Oleh karena itu, Kepala BPBD NTT Ambrosius Kodo meminta perlunya kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan oleh BPBD di masing-masing kabupaten.

Dia meminta tim BPBD di kabupaten/kota untuk memastikan kondisi kekeringan di lokasi masing-masing dan melaporkan data atau informasi yang telah teridentifikasi di lapangan tersebut.

"Data yang ada menjadi rujukan untuk penetapan status bencana sehingga penanganan bencana bisa sesegera mungkin dilakukan," kata Ambrosius.

Baca juga: BPBD Sabu ingatkan warga hati-hati api mudah membakar di musim kemarau

Baca juga: BPBD: Semua kecamatan di Kabupaten Sabu Raijua-NTT terancam kekeringan

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022