Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Republik Ceko menyetujui pembatasan harga tertinggi untuk listrik dan gas pascapertemuan luar biasa pada Senin (12/9) malam waktu setempat.

Menurut Perdana Menteri (PM) Republik Ceko Petr Fiala, rumah tangga dan kalangan bisnis akan membayar maksimal 6 koruna Ceko (1 koruna Ceko = Rp614) per kilowatt-jam (kWh) listrik, dan maksimal 3 koruna per kWh gas, keduanya sudah termasuk pajak pertambahan nilai (PPN).

Menteri Keuangan Republik Ceko Zbynek Stanjura menyebut kebijakan itu menyedot sekitar 130 miliar koruna dari anggaran negara. Biaya ini dapat ditutup oleh pendapatan dari sejumlah perusahaan milik negara, pajak profit tambahan tidak terduga yang baru diusulkan, dan pendapatan dari tunjangan emisi.

Sang menteri menambahkan bahwa windfall profit tax baru yang dibahas pada Senin dapat menutup hingga 70 miliar koruna pada tahun depan. Namun, penerapan pajak ini harus memperhitungkan pajak serupa yang dibahas di tingkat Uni Eropa, yang diperkirakan akan dipresentasikan oleh Komisi Eropa pada pekan ini.
 
   Inflasi di Republik Ceko akhirnya melambat setelah 13 bulan pada Agustus, ke tingkat 17,2 persen secara tahunan (year on year/yoy), menurut angka yang dirilis oleh Kantor Statistik Ceko pada Senin. Kendati demikian, angka tersebut masih jauh di atas batas toleransi Czech National Bank. Harga listrik naik 34,6 persen, dan gas melonjak 61,4 persen


Sebelumnya, inflasi di Republik Ceko akhirnya melambat setelah naik selama 13 bulan, pada Agustus 2022, ke tingkat 17,2 persen secara tahunan (year on year/yoy), menurut angka yang dirilis oleh Kantor Statistik Ceko pada Senin.

Kendati demikian, angka tersebut masih jauh di atas batas toleransi Czech National Bank. Harga listrik naik 34,6 persen, dan gas melonjak 61,4 persen

Pada 3 September, sekitar 70.000 orang menggelar unjuk rasa di Wenceslas Square di Praha untuk memprotes kenaikan harga energi dan menyerukan mitigasi dampak krisis energi. 
 
 

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022