Washington (ANTARA) -  Warga Amerika berduka atas jatuhnya para korban serangan 9/11 dalam peringatan 21 tahun peristiwa yang mengubah dunia tersebut pada Minggu (11/9).

Para anggota keluarga dari beberapa korban tewas pada hari itu, bersama dengan perwakilan pemerintah dan militer Amerika Serikat (AS), berkumpul di dekat Pentagon di Arlington, Virginia, di luar Washington DC, di pagi hari.

Mereka berdiri atau duduk di tengah hujan sementara seorang perwira militer membacakan 184 nama pria dan wanita yang tewas 21 tahun lalu ketika para militan yang terkait dengan kelompok teroris al-Qaeda membajak sebuah pesawat penumpang dan menabrak sudut Pentagon. Lonceng berdenting sekali setelah setiap nama disebut.

"Teror menyerang kita pada pagi yang cerah itu," kata Presiden AS Joe Biden dalam kata sambutannya. "Kisah Amerika sendiri berubah pada hari itu."
 
   "Kami akan terus memantau dan mengganggu aktivitas teroris itu di mana pun kami menemukannya, di mana pun mereka berada. Kami tidak akan pernah ragu melakukan apa yang diperlukan untuk membela rakyat Amerika," ujarnya


Ketika berbicara tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan tahun lalu, Biden berkata, "Dua puluh tahun setelah Afghanistan memang telah berakhir, namun komitmen kami untuk mencegah serangan lain di AS tiada habisnya."

Pada Minggu yang sama, Wakil Presiden AS Kamala Harris menghadiri sebuah acara peringatan di National September 11th Memorial di New York City.

Sementara istri Biden, Jill, juga menghadiri upacara peringatan Flight 93 National Memorial di Shanksville, Pennsylvania.

Pada 11 September 2001, militan al-Qaeda membajak empat pesawat dan melakukan serangan bunuh diri terhadap sejumlah sasaran di AS.

Dua dari pesawat itu menabrak menara kembar World Trade Center (WTC) di New York City, pesawat ketiga menabrak Pentagon, dan pesawat keempat jatuh di sebuah lapangan di Shanksville. Hampir 3.000 orang tewas dalam serangan teroris tersebut. 


 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022