Dompu (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar impor daging sapi terus dikurangi dengan meningkatkan produksi daging sapi di dalam negeri. "Kalau kita impor daging sapi atau sapinya, yang untung peternak negeri lain. Mari kita mulai tidak impor, agar yang untung petani kita sendiri," kata presiden saat temu muka dengan para peternak di daerah padang penggembalaan Doro Ncanga, Kabupaten Dompu propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis. Menurut presiden, hingga saat ini tiap tahun Indonesia mengimpor daging sapi sebanyak 50 ribu ton dan 400 ribu ekor sapi dari negara lain. Impor dilakukan karena produksi daging sapi nasional hanya bisa mencukupi 23 persen dari seluruh kebutuhan daging sapi setiap tahun. Pasar untuk produksi daging sapi nasional masih besar sehingga harus dimanfaatkan oleh peternak lokal dan pengusaha ternak dalam negeri untuk meningkatkan produksinya. Program peningkatan produksi ternak, lanjutnya juga ditujukan untuk mempercepat pencapaian ketahanan pangan nasional. Menurut Presiden Yudhoyono, program itu bisa dicapai dengan berbagai upaya seperti mendorong partisipasi seluruh masyarakat untuk membudidayakan ternak, meningkatkan mutu bibit, mengendalikan penyakit dan gangguan reproduksi serta mencegah pemotongan ternak betina yang produktif. Daerah NTB, lanjutnya dengan wilayah padang yang sangat luas merupakan daerah yang sangat potensial untuk meningkatkan produksi peternakan. Namun, diakui pengembangan peternakan di NTB, masih banyak terkendala masalah ketersediaan air, gangguan keamanan ternak dan penyakit. Untuk itu, diharapkan gubernur dan bupati serta pemimpin daerah lainnya memperhatikan peternak dengan memberikan kemudahan bagi peternak dan pengusaha ternak seperti memberikan bibit unggul, pakan ternak yang murah dan obat-obatan yang terjangkau. Sementara itu, Gubernur NTB Lalu Serinata mengatakan bahwa luas lahan yang berpotensi digunakan untuk peternakan di wilayahnya mencapai 105 ribu hektare, namun yang dimanfaatkan baru 8,8 persen saja. "Potensi untuk dikembangkan sangat besar terutama untuk peternakan modern. Hambatan utama memang kesulitan air dan modal," katanya. Meski demikian, lanjutnya produksi ternak potong dan bibit ternak dari NTB yang dikirim ke seluruh Indonesia sudah mencapai 32.000 ekor ternak potong dan 4.200 ekor bibit per tahun.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006