Gula dibatasi empat sendok makan per hari per orang
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis jantung Yusra Pintaningrum mengatakan setiap orang harus mempunyai pengetahuan bantuan hidup dasar agar bisa menyelamatkan orang salah satunya jika mengalami henti jantung.
 

“Karena penting sekali bisa menolong orang yang terkena serangan jantung secara cepat. Jadi perlu sekali pelatihan bantuan hidup dasar,” ujarnya yang juga Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Mataram  dalam tanya jawab Pertolongan Pertama Pada Penyakit Jantung yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
 

Yusra mengatakan bantuan hidup dasar perlu dipelajari semua orang, tidak hanya bagi tenaga medis. Salah satunya mempelajari tentang pijat jantung.
 

“Jadi semua orang harus mempelajari, bagaimana caranya itu di internet banyak cara bantuan hidup dasar itu pasti ada,” ucapnya.

Baca juga: Dokter: Gejala penyakit jantung bawaan tergantung usia
Baca juga: Dokter sebut faktor risiko bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan

 

Menurut dia mempelajari pijat jantung perlu karena penyakit jantung merupakan penyakit tidak menular yang paling banyak dialami penduduk Indonesia.

Beberapa cirinya adalah sering sesak nafas, nyeri pada area dada dan irama jantung tidak beraturan.
 

“Perlu ada pemeriksaan lebih lanjut jika mengalami keluhan tersebut agar bisa ditangani dengan tepat terutama jika mempunyai faktor risiko seperti kencing manis, darah tinggi, faktor genetik dari keluarga dan kebiasaan merokok,” jelasnya.
 

Ia juga mengatakan penyakit ini muncul karena gaya hidup masyarakat yang tidak sehat dengan mengonsumsi gula, garam, dan gorengan.
 

Ia menjelaskan faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner juga bisa dari diabetes akibat kelebihan gula, hipertensi atau darah tinggi dan lemak dari gorengan dan santan.
 

“Gula dibatasi empat sendok makan per hari per orang, garam satu sendok teh per hari dan lemak sebaiknya lima sendok makan per hari per orang,” jelas Yusra.
 

Yusra juga mengingatkan untuk rutin cek kesehatan bagi yang sudah lanjut usia setiap enam bulan dan jika terdeteksi memiliki faktor genetik penyakit jantung.
 

“Kalau orangtua ada riwayat sakit jantung, walaupun masih muda ada baiknya segera periksa atau medical check up. Untuk orang tanpa faktor resiko setahun sekali cukup,” kata Yusra.

Baca juga: Kemenkes: Pasien penyakit jantung didominasi oleh pegawai pemerintah

Baca juga: Konsumsi gula berlebih rusak jantung lewat regulasi darah

 

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022