penghijauan sangat cocok dilakukan untuk kepentingan lingkungan
Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah mengapresiasi aksi ikatan alumni Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako yang menanam bibit pohon di lokasi eks likuefaksi di Kelurahan Balaroa di momen peringatan empat tahun gempa Palu.
 
Sekretaris Daerah Kota Palu Irmayanti Petalolo saat menghadiri gerakan penghijauan di Balaroa Rabu mengatakan, langkah ini sudah tepat dilakukan guna meningkatkan kawasan hijau perkotaan non taman dan menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan guna menekan polusi di kawasan perkotaan.
 
"Eks likuefaksi saat ini tidak bisa digunakan untuk membangun karena berada di zona merah, oleh karena itu penghijauan sangat cocok dilakukan untuk kepentingan lingkungan," kata Irmayanti.
 
Di kesempatan itu, ia juga berterima kasih kepada ikatan alumni Arsitektur yang telah menginisiasi kegiatan tersebut sebagai isyarat ajakan kepada masyarakat menjaga ketahanan lingkungan dengan memperbanyak kawasan hijau.
 
Ia juga menilai, peringatan empat tahun bencana gempa, tsunami dan likuefaksi 28 September 2018 sebagai momentum merefleksi hal-hal yang sudah berlalu sebagai bahan renungan untuk memperbaiki diri menuju ke arah lebih baik.

Baca juga: ASPAC segera bicarakan desain RTH bersama korban likuefaksi Balaroa
 
Menurut Irmayanti, peristiwa alam empat tahun lalu terjadi tidak terlepas dari kehendak Ilahi, meskipun secara ilmu pengetahuan gempa dan tsunami ditimbulkan akibat aktivitas sesar Palu Koro.
 
"Mari kita memperbaiki diri untuk selalu menjadi individu yang berguna untuk semua orang. Di tempat ini juga mari kita panjatkan doa untuk mereka yang sudah mendahului kita," ucap Irmayanti.
 
Sebagai mana arah kebijakan Pemkot Palu ke depan, lokasi eks likuefaksi Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat dan Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan rencananya dimanfaatkan kembali sebagai lahan produktif dan dikelola oleh warga setempat sebagai pemilik lahan.
 
Pemkot Palu juga telah menyampaikan usulan tertulis kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) mengenai rencana tersebut, dan saat ini sedang berproses.
 
"Lokasi itu tidak dimanfaatkan untuk pembangunan hunian, dan lokasi tersebut sangat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang geologi," demikian Irmayanti.

Baca juga: Basarnas uji kesiapan unsur SAR Palu hadapi dampak bencana alam
Baca juga: Sebagian korban bencana telah tempati hunian tetap Balaroa Palu
 

Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022