Pusat Studi Gempa Nasional pada 2017 telah merilis tentang lima sumber gempa sesar aktif di sekitar Kota Semarang
Semarang (ANTARA) - Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Windu Partono mengatakan Pemerintah Kota Semarang perlu menyusun peta mikrozonasi gempa untuk menindaklanjuti keberadaan lima sumber gempa di sekitar Ibu Kota Jawa Tengah itu.

"Pusat Studi Gempa Nasional pada 2017 telah merilis tentang lima sumber gempa sesar aktif di sekitar Kota Semarang," kata Windu di Semarang, Jumat.

Kelima sumber gempa tersebut masing-masing Sesar Weleri, Sesar Semarang, Sesar Demak, Sesar Purwodadi dan Sesar Rawapening.

Keberadaan kelima sesar tersebut, lanjut dia, perlu ditindaklanjuti dengan penelitian dan pembuatan Peta Mikrozonasi Gempa Kota Semarang untuk melihat tingkat kerentanan wilayah terhadap bahaya gempa.

Baca juga: Banyubiru, Ambarawa, dan Salatiga hadapi 32 kali gempa sangat dangkal

Baca juga: Gempa di wilayah Kabupaten Semarang diikuti 31 gempa susulan


Ia menjelaskan peta mikrozonasi gempa dikembangkan dengan membagi satu wilayah menjadi zona yang lebih kecil.

"Dengan pembagian zona yang lebih kecil maka potensi getaran permukaan tanah akibat sumber gempa terdekat dapat diidentifikasi dan diprediksi dengan lebih teliti.

Ia menuturkan pengembangan peta mikrozonasi sangat diperlukan karena peta getaran tanah yang dikembangkan Kementerian PUPR dibuat dalam skala nasional sehingga tidak mudah diamati secara kasat mata.

"Tujuan pengembangan peta mikrozonasi gempa untuk mengidentifikasi potensi bahaya di satu wilayah akibat skenario kejadian gempa," katanya.

Baca juga: BPBD Kabupaten Semarang: Tidak ada kerusakan akibat gempa

Baca juga: Siaga kebakaran dan gempa, perawat di Kudus-Jateng gelar simulasi


Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022