Jakarta (ANTARA News) - Frekuensi pengamanan di wilayah perbatasan RI-Australia ditingkatkan, meski ketegangan hubungan kedua negara telah berangsur menurun, demikian penegasan Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto. "Tidak ada penambahan pasukan di Papua, kecuali tambahan personel di perbatasan RI-PNG dan Australia," katanya, usai memimpin upacara peringatan HUT ke-60 TNI Angkatan Udara (AU), di Jakarta, Minggu. Ia mengatakan, secara umum tidak ada eskalasi ancaman yang signifikan di wilayah perbatasan RI dengan negara lain, seperti Timor Leste, Kalimatan Barat dan Kalimatan Timur. Situasi di perbatasan RI-Timor Leste, menurut Djoko, relatif kondusif setelah sempat memanas, menyusul eksodus yang dilakukan penduduk dari Dili, akibat gangguan keamanan di wilayah tersebut. Sedangkan, di perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur dengan Malaysia, lebih pada tindak pelanggaran penyelundupan. "Jadi, hingga kini belum ada eskalasi ancaman yang mengkhawatirkan di wilayah perbatsan RI dengan negara lain," katanya. Meski begitu, TNI tetap menggelar pengamanan di wilayah perbatasan Indonesia dengan negara lain, terutama yang dianggap memiliki tingkat kerawanan tinggi, seperti wilayah selatan Merauke dengan Australia. Saat ini, ia menyatakan, selain melakukan penambahan pasukan di perbatasan RI-Papua Nugini (PNG), TNI juga menempatkan lima kapal perang (KRI) di wilayah perbatasan perairan RI-Australia. "Untuk wilayah perbatasan RI-PNG, pos-pos patroli yang sudah cukup, tinggal kita tingkatkan kewaspadaan melalui penigkatan frekwensi patroli. Jadi, bagaimana kita mengelola patroli di perbatasan tersebut," ujar Djoko. Ia menambahkan, seluruh pasukan TNI yang disiagakan di wilayah perbatasan RI-PNG, serta Australia, akan dikurangi jika tidak ada lagi gejolak politik yang mengganggu hubungan bilateral kedua negara. Panjang garis perbatasan RI-PNG adalah 870 kilometer, dengan jumlah pos sebanyak 94 unit. Sedangkan, perbatasan wilayah perairan RI-Australia sering menjadi jalur alternatif bagi para imigran gelap dari Timur Tengah ke Australia sebagai negara tujuan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006