Moskow (ANTARA News) - Antariksawan pertama Brazil mendarat dengan selamat di lapangan rumput yang luas di daerah Kazakhstan, Minggu, kembali dari perjalanan 10 hari di ruang angkasa dengan awak Rusia-AS yang telah berada enam bulan di Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS). "Soyuz telah melakukan pendaratan yang mulus," kata seorang yang mengawasi misi itu di Moskow setelah kapsul Soyuz yang kecil, mendarat di lapangan rumput yang luas di Kazakhstan. Helikopter-helikopter militer Rusia dikerahkan di lokasi pendaratan dalam satu misi kembalinya pesawat ruang angkasa ke bumi Minggu subuh. Marcos Fontes, pilot Angkatan Udara Brazil, 43 tahun memenuhi impiannya masa kecil untuk menjadi orang Brazil pertama di ruang angkasa. Ia kembali ke Bumi bersama dengan Bill McArthur dari Amerika dan Valery Tokarev dari Rusia di pesawat ruang angkasa Soyuz. Mereka meninggalkan stasiun ruang angkasa itu tiga jam sebelumnya. McArthur dan Tokarev digantikan oleh kosmonot Pavel Vinogradov dari Rusia dan astronot Jeffrey Williams dari AS, awak baru stasiun ruang angkasa itu untuk enam bulan ke depan. Pesawat ruang angkasa Rusia, Soyez menjadi alat yang paling dapat dipercaya bagi Stasiun Ruang Angkasa Internasional. Tapi pada saat pengiriman McArthur enam bulan lalu, tidak ada rencana pasti bagi perjalanan pulangnya. Rusia dalam perjanjian awalnya akan mengirim Soyuz untuk membawa para awak Amerika yang yang terakhir dengan kembalinya orang yang digantikan McArthur Oktober 2005. Para anggota Kongres AS setuju untuk mencabut larangan pembelian oleh NASA bagi perangkat keras dan pelayaan ruang angkasa Rusia. Larangan itu diberlakukan karena kuatir Rusia membantu Iran mengembangkan senjata nuklir dan sistem pengiriman rudal. Penempatan stasiun ruang angkasa AS akan harus diakhiri jika NASA (Badan Penerbangan dan Ruang Angkasa Nasional) tidak diizinkan membeli pelayanan Rusia. Pesawat NASA sendiri untuk stasiun ruang angkasa, armada ulang alik, hanya terbang satu kali sejak pesawat ruang angkasa Kolombia terbakar ketika memasuki kembali ke atmosfir tahun 2003, menewaskan semua tujuh astronot di dalamnya. NASA mengharapkan kembali menggunakan armada ulang aliknya secara penuh Juli mendatang menyusul pekerjaan tambahan atas tanki-tanki bahan bakar.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006