Kejadian ini, Indonesia terbesar setelah Peru.
Solo (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani berharap ada tindak lanjut dengan menyelidiki penyebab kerusuhan sepak bola usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.

"Saya juga minta dicek jumlah korban yang meninggal dunia dan luka-luka yang dirawat di rumah sakit. Segera diproses data yang akurat sehingga tidak timbul kesimpangsiuran yang beredar seperti sekarang," kata Puan Maharani usai acara kunjungan kerja kegiatan Bakso di Solo, Jawa Tengah, Minggu.

Puan Maharani mengimbau seluruh komponen masyarakat, khususnya di Jawa Timur, untuk tidak mudah emosi mendengar berita-berita yang ada.

Ia meminta semua aparat terkait di Jatim dan tingkat pusat untuk menindaklanjuti peristiwa tersebut serta segera menghubungi pihak keluarga korban. 

Sementara itu, Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa memandang perlu ada evaluasi secara menyeluruh, baik sisi keamanan maupun suporter.

"Jika melihat kejadian di Malang itu, hanya suporter Arema FC sendiri dan tidak ada suporter lawan. Kekecewaan karena timnya kalah tidak boleh berlebihan," kata Teguh yang juga salah satu pencinta sepak bola asal Solo.

Selain itu, kata Teguh, protap keamanan pada sepak bola seharusnya tidak ada gas air mata karena mereka bukan pedemo.

"Jadi, tidak ada gas air mata yang berimplikasi orang menjadi bingung atau panik dengan sesak napas, bahkan mereka terinjak-injak orang. Oleh karena itu, perlu dievaluasi semua," ujarnya.

Menurut dia, tidak hanya di Malang, tetapi semua pertandingan sepak bola di seluruh Indonesia supaya antara pemain, pelatih, dan suporter menjadi satu kesatuan jiwanya sehingga jangan sampai ada korban lagi.

"Kejadian ini, Indonesia terbesar setelah Peru," ucapnya.

Kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang setelah pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10) malam. Kasus ini menyebabkan 127 orang meninggal dunia.

Dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol. Nico Afintadua, di antaranya adalah anggota Polri.

Baca juga: Kapolda Jabar minta Bobotoh tak ke GBLA dampak Tragedi Kanjuruhan
Baca juga: Lima warga Blitar meninggal dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022