Jadi booster ini jangan dianggap, ah sudahlah kita sudah melandai, ga usah lagi. Jangan, kita harus tetap (booster)
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengimbau masyarakat untuk segera melakukan vaksin booster sebagai salah satu persiapan menuju endemi COVID-19.

“Untuk vaksin 1 dan 2, itu kalau ditotal sudah 73 persen, artinya sudah di atas standar WHO. Namun, booster 1 kita masih cukup rendah 23,13 persen,” katanya dalam acara Siaran Sehat yang disiarkan secara daring di Jakarta, Senin.

Pemerintah, lanjutnya, akan terus bekerja keras untuk menjangkau lebih banyak masyarakat untuk vaksin booster COVID-19.

Baca juga: Satgas: Penerima dosis ketiga vaksin COVID-19 capai 63,39 juta orang

Syahril menegaskan COVID-19 masih berkeliaran di sekitar masyarakat, namun dengan vaksin booster, potensi penularan akan lebih rendah. Selain juga meminimalisir efek akibat paparan COVID-19.

“Jadi booster ini jangan dianggap, ah sudahlah kita sudah melandai, ga usah lagi. Jangan, kita harus tetap (booster),” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro menegaskan vaksin booster COVID-19 justru semakin diperlukan di saat aktivitas dan mobilitas masyarakat sudah kembali normal.

Baca juga: Kemendagri dorong pemda gencarkan percepatan vaksinasi penguat

Menurutnya, vaksin terutama booster menjadi tameng utama dalam melindungi diri sendiri dan keluarga dari bahaya COVID-19.

“Sekarang banyak yang menganggap COVID-19 seperti flu biasa. Itu karena sudah ada imun di dalam tubuhnya, jadinya lebih kuat. Kalau terinfeksi pun gejalanya jadi ringan dan mengurangi resiko kefatalan,” tutur dia.

Jika masyarakat tidak menerima suntikan booster, sebutnya, tingkat imunitas tubuh akan hilang dan bisa kembali ke level awal sebelum mendapatkan vaksinasi dosis pertama. Banyaknya masyarakat yang belum mendapatkan vaksin booster juga menjadi salah satu alasan Indonesia belum bisa keluar dari status pandemi COVID-19.

Baca juga: Epidemiolog: Vaksin penguat salah satu modal cegah long COVID-19

Lebih lanjut Raisa menyampaikan bahwa syarat untuk keluar dari status pandemi menjadi endemi COVID-19, sesuai kriteria WHO adalah vaksinasi, testing dan sequencing, sistem kesehatan, persiapan lonjakan kasus, pencegahan dan pengendalian, serta penyampaian informasi.

“Untuk vaksinasi sendiri, syaratnya sudah harus 100 persen untuk grup prioritas. Kemudian 97 persen untuk lansia. Ini yang harus kita kejar untuk lepas dari pandemi,” ucap dia.

Oleh karena itu, ia mengajak bagi seluruh masyarakat yang belum mendapatkan vaksin booster COVID-19, untuk segera mencari informasi layanan kesehatan terdekat yang menyediakan vaksin booster.

“Kita semua pasti punya aplikasi Peduli Lindungi ya. Di situ ada tempatnya di mana, lokasi terdekat, vaksin yang tersedia apa. Itu bisa dicek di situ dengan mudah,” kata Reisa.

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022