Dalam banyak hal, ini melambangkan komitmen kedua negara melangkah ke depan sebagai sahabat.
Jakarta (ANTARA) - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti memanfaatkan pertemuan dengan Ketua Parlemen Singapura Tan Chuan-Jin untuk mendorong proses ratifikasi perjanjian bilateral antara Indonesia dan Singapura.

"Khususnya Perjanjian Kerja Sama Pertahanan, Flight Information Region, dan Perjanjian Ekstradisi," ucap LaNyalla dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Dalam pertemuan di Lantai VIII Gedung Nusantara III, kompleks MPR/DPR/DPD RI, LaNyalla menjabarkan perjanjian yang diresmikan di Bintan, Kepulauan Riau pada tanggal 25 Januari 2022 oleh Perdana Menteri Lee Hsien Loong dan Presiden Joko Widodo.

"Perjanjian tersebut belum dapat direalisasikan karena belum diratifikasi," ujarnya.

Menurut anggota DPD RI asal Daerah Pemilihan Jawa Timur itu, tertundanya proses ratifikasi perjanjian-perjanjian itu karena dibuat menjadi satu paket sehingga ratifikasinya juga harus dilakukan secara bersamaan.

Seandainya ratifikasi bisa dipisahkan, menurut LaNyalla, prosesnya akan berjalan secara bertahap. Pada tahap pertama, perjanjian ekstradisi bisa diratifikasi terlebih dahulu, kemudian ratifikasi perjanjian kerja sama pertahanan karena pembahasannya di parlemen sedikit lebih kompleks.

Soal perjanjian kerja sama pertahanan, LaNyalla menilai latihan bersama Angkatan Laut Singapura dengan negara-negara lain di dalam perairan Indonesia sebanyak empat kali dalam setahun menjadi salah satu permasalahan utama.

"Singapura dan Indonesia melihatnya sebagai bentuk kedewasaan dalam bertetangga, sementara parlemen dan berbagai komponen masyarakat Indonesia melihat hal ini sebagai urusan kedaulatan yang tak bisa ditawar-tawar. Ada dasar hukumnya di konstitusi dan berbagai undang-undang terkait," tutur LaNyalla.

Baca juga: Indonesia-Burundi sepakati perjanjian bebas visa diplomatik dan dinas
Baca juga: Indonesia-Djibouti sepakat bentuk perjanjian dagang istimewa


Oleh karena itu, LaNyalla menilai ratifikasi perjanjian-perjanjian itu sebaiknya dipisah, jangan dipaketkan. Hal ini agar bisa secepatnya melangkah ke depan secara bersama-sama tanpa ada hambatan.

Saat ini, menurut LaNyalla, Indonesia dan Singapura seperti disandera oleh kesepakatan untuk memaketkan ratifikasi perjanjian-perjanjian itu ke dalam satu paket.

"Di situ masalahnya meskipun yang saya tahu sudah ada banyak penyesuaian antara narasi perjanjian yang ditandatangani di Bali pada tahun 2007 dan yang ditandatangani di Bintan pada tanggal 25 Januari 2022," kata LaNyalla.

LaNyalla juga menyambut baik Kerja Sama Strategis Tiga Jembatan yang telah ditegaskan dalam pertemuan para menteri kedua negara pada tanggal 12 Maret 2021, yaitu kerja sama pembangunan Jembatan Digital, Jembatan Travel Bubble, dan Jembatan Batam-Bintan.

"Pembangunan jembatan Bintan-Batam yang melibatkan kepentingan Singapura akan memperlancar arus barang, jasa, dan manusia, termasuk wisatawan ke dan dari Singapura sehingga dapat meningkatkan dan memperluas interaksi perekonomian kedua negara bertetangga, bahkan makin memperbesar peluang interaksi bisnis di kawasan Sijori," ujar LaNyalla.

LaNyalla juga mengapresiasi peningkatan FDI Singapura ke Indonesia sebesar 34 persen sejak 2020 mencapai hampir 10 miliar dolar AS ketika COVID-19 sedang melanda kawasan ini.

"Hal ini peningkatan terbesar investasi Singapura ke Indonesia dalam 8 tahun terakhir," tutur LaNyalla.

LaNyalla berharap agar kerja sama ekonomi Indonesia dan Singapura terus diperluas mencakup kerja sama dengan semua provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia.

"Semua ini akan terjadi bila hubungan pelaku usaha dan institusi-institusi negara kita makin akrab," ucap LaNyalla.

Ketua Parlemen Singapura Tan Chuan-Jin mengatakan bahwa perjanjian bilateral yang telah terjalin antara Singapura dan Indonesia merupakan kesepakatan yang telah terjalin antara kedua negara.

"Yang pasti, kami berkomitmen untuk terus menjalin hubungan yang sangat baik dengan Indonesia. Kami melihat ini sebagai langkah penting ke depan untuk memajukan hubungan kedua negara. Dalam banyak hal, ini melambangkan komitmen kedua negara melangkah ke depan sebagai sahabat," ucap Tan Chuan-Jin.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022