Teheran (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian pada Senin (3/10) waktu setempat menyatakan langkah-langkah pencabutan sanksi Amerika Serikat terhadap Teheran dan pemulihan kesepakatan nuklir 2015 berada di jalur yang benar, kantor berita Iran, IRNA, melaporkan.

Ketika mengomentari soal perkembangan terbaru perundingan nuklir itu, Amir-Abdollahian menuturkan bahwa kepala negosiator nuklir, Iran Ali Bagheri Kani, dan para pejabat lainnya telah menggelar sejumlah pembicaraan dengan pihak-pihak dan mencapai kesimpulan yang baik. 

Pembicaraan tersebut dilangsungkan di sela-sela Sidang ke-77 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, AS. 

"Saat ini, kami mencapai titik di mana terdapat pemahaman bersama soal berbagai isu, yang akan membantu kami bertindak dalam laju yang lebih baik dan cepat pada langkah-langkah final untuk mencapai kesepakatan," kata menlu Irani itu.
 
   Perundingan untuk mengaktifkan kembali kesepakatan nuklir Iran (JCPOA) dimulai pada April 2021 di Wina, tetapi ditangguhkan pada Maret tahun ini karena perbedaan politik antara Teheran dan Washington. Putaran terbaru perundingan nuklir itu diadakan di ibu kota Austria tersebut pada awal Agustus tahun ini setelah terhenti selama lima bulan.


Presiden Organisasi Energi Atom Iran Mohammad Eslami dan Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi pada akhir September lmenggelar pembicaraan untuk membahas sejumlah isu dan mencapai kesepahaman bersama, imbuh Amir-Abdollahian.

Iran menandatangani kesepakatan nuklir itu, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA), dengan lima negara besar dunia pada Juli 2015. 

Berdasarkan perjanjian itu, mereka menyepakati pembatasan program nuklir Iran sebagai imbalan atas pencabutan sanksi terhadap negara tersebut.

Namun, mantan presiden AS Donald Trump menarik Washington keluar dari kesepakatan tersebut dan kembali menjatuhkan sanksi sepihak terhadap Teheran.

Tindakan Trump tersebut mendorong Iran untuk mengabaikan beberapa komitmennya di bawah kesepakatan itu.
 
   Perundingan untuk mengaktifkan kembali JCPOA dimulai pada April 2021 di Wina, tetapi ditangguhkan pada Maret tahun ini karena perbedaan politik antara Teheran dan Washington. Putaran terbaru perundingan nuklir itu diadakan di ibu kota Austria tersebut pada awal Agustus tahun ini setelah terhenti selama lima bulan


Pada 8 Agustus, Uni Eropa mengusulkan naskah final dari draf keputusan pengaktifan kembali JCPOA.

Iran dan AS kemudian bertukar pandangan secara tidak langsung terkait proposal tersebut dalam proses yang sejauh ini belum membuahkan hasil memuaskan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022