Haikou (ANTARA) - HAIKOU, 7 Oktober (Xinhua) -- Di Desa Liuke, yang berarti "tamu menginap" dalam bahasa Mandarin, deretan rumah yang dibangun dengan batu bata berwarna gelap dan jendela merah berdiri kokoh di tengah pepohonan kelapa hijau yang menjulang.

"Ini indah sekali," kata Zhao Mingzhuo, seorang wisatawan dari Provinsi Zhejiang, China timur, yang sedang berlibur bersama keluarganya.

"Di sini, anak-anak dapat bermain di ladang, para orang tua bisa menikmati ketenangan, dan anak-anak muda dapat mencoba berkemah. Ini pengalaman yang sangat menyenangkan."

Selama liburan Hari Nasional China, banyak wisatawan berkunjung ke Desa Liuke di Provinsi Hainan, China selatan, untuk menikmati keindahan alam dan budayanya yang melimpah.

Liuke adalah salah satu desa kuno yang terletak di dataran di area hilir Sungai Wanquan yang ikonik di Hainan.

Membentang sepanjang 163 kilometer, Sungai Wanquan mengalir melewati area seluas lebih dari 3.600 kilometer persegi.

Sebuah lagu rakyat China klasik pun memuji kejernihan air sungai itu, dan dalam beberapa tahun terakhir, Sungai Wanquan menjadi daya tarik Hainan berkat kekayaan kisah dan sejarah yang dimilikinya.

Berbeda dengan arus air yang deras dan bentang alam pegunungan di bagian hulu, bagian hilir Sungai Wanquan memiliki arus air yang tenang dan area persawahan yang tak terbatas.

Selama ratusan tahun, penduduk setempat membangun desa-desa dan kota-kota kecil di tengah hutan hujan di sepanjang sungai tersebut. Desa Liuke adalah salah satunya.
 
   Dahulu, ketika penduduk desa harus melakukan perjalanan ke luar desa atau provinsi, mereka harus singgah di desa ini. Lambat laun, desa ini menjadi tempat persinggahan para wisatawan, sehingga diberi nama "Liuke"


Dalam beberapa tahun terakhir, untuk merespons gerakan revitalisasi desa di China, pihak otoritas berupaya untuk menarik wisatawan ke desa tersebut dengan berbagai program wisata dan hiburan.

Sebagai contoh, penduduk desa dan wisatawan dapat menikmati keindahan Sungai Wanquan di "sabuk lanskap" sepanjang 1,2 kilometer.

Untuk menarik kaum muda, otoritas desa mengembangkan sejumlah program seperti berkemah di tepi sungai dan wisata kayak.

"Transformasi desa tak hanya menarik wisatawan, tetapi juga membantu penduduk desa untuk tetap bermukim di sana," kata pejabat setempat Wang Kelu, seraya menambahkan bahwa penduduk setempat dapat memperoleh gaji dengan bekerja di desa.

Penduduk setempat dapat menghasilkan uang dengan bekerja sebagai juru masak, tukang kebun, dan sopir, menurut Cai Renhan, kepala koperasi desa.

"Dahulu saya bekerja di kota yang jaraknya lebih dari 5 kilometer. Kini, saya bisa mendapatkan setidaknya 2.800 yuan (1 yuan = Rp2.135) per bulan dengan bekerja di dekat rumah saya," kata warga desa bernama Huang Yasan (50). "Saya bahagia dengan hidup saya." 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022