Jakarta (ANTARA) - Wakil Hubungan Masyarakat (Humas) Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Gozali menyebutkan, pemeliharaan rutin bangunan sekolah tersebut terakhir dilakukan pada 2019.

"Kita sudah adakan pemeliharaan, artinya kita sudah melihat dan mengusulkan. Untuk pemeliharaan terakhir kemungkinan tahun 2019, itu dari PUPR juga sudah melakukan ya," kata Gozali di MTsN 19, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Sabtu.

Gozali menegaskan, pihaknya tetap melakukan pemeliharaan guna memperhatikan kualitas dan ketahanan bangunan sekolah.

Ia menambahkan, sebelum ambruknya tembok pembatas sekolah, bangunan masih terlihat kokoh sehingga tidak diduga akan ambruk saat terkena luapan banjir.

"Secara fisik kasat mata kita melihat kuat karena kita memang baru bangun di tahun 2015," tuturnya.

Baca juga: Pembelajaran di MTsN 19 Jaksel dipindah ke MAN 11 mulai pekan depan
Baca juga: Kemenag segera renovasi gedung MTsN 19 Jakarta

Disebutkan pula penyebab luapan banjir memasuki sekolah diduga berasal dari saluran air besar dan penampungan air seperti tandon yang terletak di kawasan tersebut.

Namun dirinya tidak menjelaskan secara rinci dari mana aliran air maupun nama tandon tersebut.

Ia mengatakan, faktor lainnya yang menyebabkan banjir di kawasan sekolah itu lantaran tanahnya yang berbentuk mangkok seperti penampungan air.

"Kebetulan sekolah kita kan secara geografis juga kan bentuknya seperti mangkok ya, jauh lebih rendah. Ketika air datang kemudian bersatu itu ya itulah menimpa sekolah kita," katanya.

Pada Sabtu ini, Tim Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri mengamankan puing tembok usai olah tempat kejadian perkara (TKP) di MTsN 19, Pondok Labu, Jakarta Selatan, sebagai barang bukti untuk diuji laboratorium.

 

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022