Jakarta (ANTARA News) - H. Nasir, pelenong dan seniman senior topeng Betawi, pada Rabu di Jakarta tutup usia setelah sempat menderita penyakit asma. Munaroh, salah seorang adik Nasir yang juga pemain lenong dan topeng Betawi, mengatakan bahwa jenazah kakaknya itu akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) kawasan Ceger, Jakarta Timur. Nasir, yang bersama H. Bokir (almarhum) mendirikan dan membesarkan nama Lenong dan Topeng Betawi Setia Warga, meninggalkan delapan putra dan putri dari dua orang istri. Ia menggeluti dunia lenong dan topeng Betawi sejak berusia 14 tahun mewarisi profesi orang tuanya, dan bersama H. Bokir, Hj. Siti, serta H. Anen berhasil membawa kebudayaan khas Jakarta sejak tempo dulu itu ke pentas kebudayaan nasional melalui tayangan di Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada 1970-an. Bahkan, Nasir bersama teman-teman dan saudaranya tersebut berhasil pula mencetak generasi baru, seperti H. Mandra, Hj. Anna, Munaroh, Omas, dan sejumlah nama lain yang kemudian kian terkenal melalui tayangan sinetron di televisi swasta. Selepas dari kelompok Lenong dan Tari Topeng Setia Warga pimpinan H. Bokir, H. Nasir sempat mendirikan kelompok sejenis yang diberinya nama Sinar Jaya. "Grup lenong banyak, tapi yang besar hanya empat atau lima grup," kata Nasir, satu ketika. Nasir semasa hidupnya termasuk tokoh kesenian Betawi yang menginginkan kebudayaan tradisionalnya merambah ke semua "panggung" berkesenian dari teater pinggir jalan, panggung hiburan sampai dengan dunia film dan televisi. Bahkan, ia menggugah minat seniman Betawi bukan lagi sekadar menjadi pemain, melainkan harus pula mampu merebut posisi sutradara dan produser. Itu sebabnya, H. Mandra adalah salah seorang junior yang dibanggakan H. Nasir semasa hidupnya. H. Mandra pun berkomentar, "H. Nasir buat saya bukan cuma senior di panggung lenong, tapi termasuk bapak saya. Juga, bapaknya anak-anak lenong dan topeng Betawi." Selain sebagai seniman Betawi, H. Nasir semasa hidupnya juga dikenal sebagai penggemar mobil bergardan ganda alias "4x4", dan aktif dalam kegiatan majelis taklim di kawasan Kampung Dukuh, yang berdekatan dengan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. (*)

Copyright © ANTARA 2006