Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat (AS) memberikan komitmen untuk mendukung peningkatan kemampuan militer Indonesia, terutama pasca pencabutan embargo senjata dan peralatan militer pada pertengahan November 2005. "Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki nilai startegis, dan saat ini telah mampu menjalankan proses demokratisasi secara lebih baik," kata Asisten Menteri Pertahanan (Menhan) AS bidang Kerjasama Internasional Peter Rodman, di Jakarta, Kamis. Usai melakukan kunjungan kepada Menhan RI Juwono Sudarsono, ia mengatakan, RI dan AS telah memiliki kerangka kerjasama keamanan dan pertahanan yang baik. Sejalan dengan keberhasilan Indonesia dalam melakukan demokratisasi dan pencabutan embargo, pemerintah AS memberikan janjinya untuk mendukung peningkatan kemampuan militer Indonesia, agar menjadi lebih profesional. "AS komit untuk meningkatkan hubungan kerjasama pertahanan dan keamanan dengan Indonesia, salah satunya dengan mendukung peningkatan kemampuan militer Indonesia agar lebih profesional," ujar Rodman. Sementara itu, Menhan Juwono Sudarsono mengemukakan, AS menawarkan peningkatan kerjasama militer dengan Indonesia, terutama di bidang pelatihan dan manajemen pertahanan. Program tersebut, bertujuan meningkatkan kemampuan efektif manajemen pertahanan TNI. AS, tambah dia, juga menawarkan pendidikan trimatra bagi TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara serta pelatihan bagi perwira menengah. "Kita fokuskan pada pelatihan manajemen pertahanan dan peningkatan pemeliharaan alat utama sistem senjata (alutsista) yang berasal dari mancanegara," katanya. Pemeliharaan alutsista itu merupakan bagian dari peningkatan kemampuan kesiapan operasional, Juwono menambahkan. AS telah sepakat untuk memberikan program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan militer Indonesia. "Pekan depan, Indonesia akan mengirimkan 20 perwira ke AS untuk menindaklanjuti program pendidikan," tuturnya. Pada pertengahan November 2005, Pemerintah AS memutuskan untuk mengabaikan (waive) persyaratan (yang ditetapkan Kongres AS) terkait dengan FMF dan ekspor produk-produk pertahanan kepada Indonesia, sesuai dengan seksi 599F(b) tahun fiskal 2006 Foreign Operations, Export Financing and Related Programs Appropriation Act (PL 109-102). Keputusan itu memungkinkan AS untuk melanjutkan kembali sebagian bantuan militer kepada Indonesia. Hal tersebut merupakan kelanjutan dari proses meningkatkan kembali hubungan militer dengan Indonesia yang sebelumnya didahului pembukaan kembali IMET pada Februari 2005 dan FMS pada bulan Mei 2005.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006