Kita ingatkan semua sekolah harus memiliki titik kumpul
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) mewajibkan seluruh sekolah di wilayah itu memiliki skema jalur evakuasi khusus dan titik kumpul massa untuk digunakan saat terjadi bencana.

"Kita ingatkan semua sekolah harus memiliki titik kumpul di lapangan olahraga atau upacara. Tentu kita perlu menguatkan kembali, untuk antisipasi bencana," kata Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat II, Junaedi, saat dihubungi di Jakarta Barat, Senin.

Junaedi mengatakan, peristiwa tembok roboh yang terjadi di MTSn 19 Jakarta Selesai hingga menelan korban jiwa menjadi pembelajaran bagi pihaknya.

"Karenanya kita selalu mengupayakan mitigasi bencana untuk mengurangi resiko yang terjadi," kata dia.

Tidak hanya itu, sekolah juga diharuskan untuk melakukan langkah-langkah untuk mencegah bencana terjadi.

Baca juga: Pemprov DKI fasilitasi perbaikan bangunan roboh di MTsN 19 

Dia pun mencontohkan bencana banjir.

Untuk mencegah hal tersebut, sekolah bisa bekerja sama dengan pihak Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) kelurahan untuk membuat selokan dan saluran air lainnya.

Pihak sekolah juga harus memperhatikan kekuatan fisik bangunan untuk memastikan tahan ketika diterjang banjir.

"Saya sudah bilang, kita bisa kerja sama dengan RT dan RW setempat. Kalau kita kurang SDM, kita bisa minta tolong PPSU kelurahan setempat," kata Junaedi.

Dengan upaya-upaya tersebut, dia berharap sekolah bisa terhindar dari peristiwa bencana alam hingga menelan korban jiwa.

Baca juga: Orang tua diimbau sampaikan kewaspadaan pada anak saat musim hujan

Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengingatkan pentingnya setiap sekolah memiliki prosedur standar operasional (SOP) evakuasi saat terjadi bencana di lingkungan sekolah.

Sikap itu diutarakan KPAI menyikapi robohnya tembok pembatas Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 Pondok Labu, Jakarta Barat, saat hujan dan banjir pada Kamis (6/9).

"Diperlukan SOP bencana pada sekolah-sekolah, apalagi sekolah yang berada dekat sungai. Selain itu, sekolah wajib memiliki jalur evakuasi ketika terjadi bencana," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat (7/10).

Untuk kondisi sekolah yang terkena banjir, Retno menyarankan setiap sekolah harus mengevakuasi murid yang ada di lantai satu ke lantai dua ataupun tiga.

Hal ini untuk menghindari potensi peserta didik terseret arus banjir hingga tersambar petir.

Baca juga: Anies melayat ke rumah duka korban tembok roboh

Retno berharap prosedur evakuasi siswa sudah dimiliki setiap sekolah dan dilatih guna mengantisipasi adanya bencana alam di kemudian hari.

Tembok pembatas roboh di MTsN 19 Pondok Labu, Jakarta Barat, menyebabkan tiga pelajar meninggal dunia pada Kamis sekitar pukul 14.50 WIB.

Hal itu diduga akibat hujan deras yang memicu luapan air dari saluran penghubung Pinang Kalijati dan aliran sungai yang berada di belakang sekolah itu.

Selain tiga korban tewas, ada tiga pelajar lainnya yang mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Prikasih, Jakarta.

Baca juga: Gubernur-Wagub DKI kunjungi rumah korban tragedi MTsN 19 Jaksel
 

Pewarta: Walda Marison
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022