Jakarta (ANTARA) - Tembok bekas pabrik mebel (kayu) di Gang Anggrek RT 05/RW 04, Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin siang, ambruk menimpa empat unit motor dan tiga rumah.

Ambruknya tembok setinggi 6 meter dan panjang 10 meter itu terjadi sekitar pukul 11.10 WIB ketika terjadi angin kencang. Empat unit motor yang terparkir di Gang Anggrek tersebut tertimpa bangunan yang ambruk.

Korban yang rumahnya terdampak, Supandi (43) mengatakan, tembok tersebut tiba-tiba roboh ketika penyangganya telah dilepas dan tertiup angin kencang.

"Ini dulu pabrik kayu, tapi sekarang sudah enggak. Sekarang katanya mau jadi kontrakan dan parkiran. Tadi ambruk pas lagi pengerjaan," kata dia.

Baca juga: Lima saksi diperiksa Polsek Cengkareng terkait tembok gudang roboh

Tidak ada korban dalam kejadian itu, namun bagian depan tiga rumah dan empat sepeda motor rusak akibat tertimpa puing tembok tersebut.

Akses jalan Gang Anggrek untuk kendaraan roda dua pun sepenuhnya tertutup imbas reruntuhan puing bangunan, hanya dapat dilintasi pejalan kaki saja.

"Kalau rumah yang rusak itu bagian depan, pagar, teras begitu. Kalau motor yang tertimpa itu memang posisinya lagi parkir. Untungnya sih enggak ada korban, karena lagi sepi," ujarnya.

Dia pun meminta agar pemilik bangunan yang telah membeli bekas pabrik kayu itu memberikan ganti rugi kepada warga yang rumah dan kendaraannya terkena imbas bangunan tembok yang ambruk.

Baca juga: Polisi selidiki robohnya tembok yang tewaskan pekerja bangunan

Belum diketahui pasti penyebab kejadian dan kerugian materil akibat kerusakan yang dialami warga.

Warga lainnya, Fahri (22) mengatakan, usai kejadian ambruknya tembok itu mandor yang memimpin pengerjaan tersebut sudah dibawa ke Polsek Duren Sawit untuk dimintai keterangan guna kepentingan penyelidikan kasus.

Sementara di lokasi, sejumlah pekerja berupaya mengevakuasi puing reruntuhan tembok bangunan yang ambruk agar kendaraan dapat dievakuasi, dan akses jalan dapat kembali dilalui.

"Kalau akses jalan lain ada, cuman rumah yang tertutup puing bangunan saja susah untuk aksesnya. Takut sebagian tembok roboh kembali," tuturnya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023