Samarinda, (ANTARA News) - Kayu Ulin --jenis kayu asli Kalimantan yang disebut sebut lebih kuat dari besi karena bisa bertahan ratusan tahun tanpa rusak (lapuk) atau "berkarat"-- akan menjadi kenangan apabila tidak ada upaya serius untuk melestarikannya. "Tanpa upaya konservasi serius, maka dalam waktu dekat kayu ulin yang menjadi kebanggaan orang Kalimantan segera punah. Hal itu terjadi karena selain populasi pohon ini di alam sudah sangat tipis, namun permintaan pasar terhadap stok kayu ulin sangat tinggi," kata Kepala Balitbang Kehutanan Kalimantan, Sulistyo A Siran, di Samarinda, Rabu (12/4). Dia mengatakan bahwa tingginya produksi kayu olahan dengan bahan baku kayu ulin di Kaltim dan Kalimantan umumnya mengancam punahnya jenis kayu asli "Bumi Borneo" itu. Akibat permintaan yang cukup tinggi membuat eksploitasi yang tidak terkendali, karena secara ekonomis sangat menguntungkan. Sejak lama kayu ulin dikenal sebagai jenis tanaman asli Kalimantan yang memiliki nilai ekonomi tinggi yang sangat dibutuhkan sebagai bahan baku untuk komoditas ekspor maupun permintaan domestik. Kayu ulin bisa bertahan dalam segala cuaca, termasuk pada air laut, sehingga bisa mengalahkan ketahanan besi yang mudah rusak/berkarat apabila terkena air garam. "Kenyataan ini membuat keberadaan kayu ulin terancam punah, akibat ekspolitasi tidak terkendali sementara permintaan yang tinggi, pada gilirannya berimbas pada tingginya harga jenis kayu besi ini," ujarnya. Dia menyebutkan berdasarkan data Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kaltim menyebutkan volume ekspor kayu olahan ulin berupa "fancy flooring" dan "moulding" Januari-Juli 2005 mencapai 112.782 meter kubik dengan nilai 25,265 juta Dolar AS. "Dengan permintaan demikian tinggi sehingga tidak heran jika banyak masyarakat dan pengusaha kayu olahan berupaya mengejar bisnis tersebut, ujung-ujungnya orang berburu kayu ulin di hutan padahal jenis ini termasuk dilindungi UU," katanya. Dengan kondisi itu, maka penyelamatan jenis ulin perlu menjadi perhatian penting untuk mengimbangi karena permintaan eksploitasi tidak terkendali dan dilakukan tanpa batas. Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kaltim, Rusdi Manaf menyatakan penelitian jenis flora langka dan merupakan jenis andalan Kalimantan, misalnya gaharu dan ulin sangat strategis untuk dilanjutkan. "Kami menyambut positif Balitbanghut Kalimantan yang mempromosikan gaharu ke seluruh provinsi Kaltim. Hasil yang kita lihat, beberapa kabupaten telah tumbuh semangat menanam gaharu sebagai komoditi andalan yang diharapkan memberi kontribusi bagi PAD," demikian Rusdi Manaf.(*)

Copyright © ANTARA 2006