Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Bintang Reformasi (PBR) Bursah Zarnubi, SE menyatakan kesanggupan maju sebagai calon ketua umum (Ketum) PBR (2006-2011) yang didukung sedikitnya 22 dewan pimpinan wilayah (DPW) PBR pada Mukatamar di Bali, 22-24 April 2006. Bursah mengemukakan hal itu dalam deklarasi pencalonannya sebagai ketum PBR bersama calon sekjen PBR Rusman Ali dari DPW PBR Kalbar, di Jakarta, Kamis, yang juga dihadiri calon Ketua Dewan Syuro PBR KH Zainuddin MZ. Menurut Ketua Fraksi PBR-DPR itu, dukungan kepada dirinya itu dilakukan melalui hasil rapat pimpinan wilayah (rapimwil) 22 DPW PBR dari 33 DPW PBR se-Indonesia. Sebanyak 11 DPW PBR diantaranya mencalonkan Bursah sebagai calon tunggal ketum PBR, yakni DPW DPW PBR Sumut, Jambi, Sumsel, DKI, NTB, NTT, Kalbar, Kalteng, Sulbar, Papua dan Bengkulu. Selain itu, dari 430 dewan pimpinan cabang (DPC) PBR tingkat kabupaten/kota, sebanyak 375 DPC PBR diantaranya telah mendukung Bursah sebagai Ketum PBR periode 2006-2011. "Saya optimistis bahwa dukungan terhadap saya untuk maju sebagai ketum PBR itu realistis, karena saya terjun langsung melakukan pertemuan dengan jajaran DPW dan DPC PBR tersebut," katanya. Menanggapi permintaan kandidat lain menginginkan sistem pemilihan secara satu peserta satu suara bukan satu delegasi DPC/DPW satu suara, Bursah menegaskan, pihaknya bersedia melayani kandiadat lain dalam sistem pemilihan ketum PBR baik secara perorangan satu suara atau satu delegasi satu suara. Kendati demikian, sesuai AD/ART PBR pasal 42 bahwa pemilihan ketum PBR dan ketua DPW dan DPC PBR dilakuan secara satu suara satu delegasi, namun peserta Mukatamar di Bali dapat mengubah AD/ART agar pemilihan ketum PBR dilakukan secara satu suara untuk satu peserta Muktamar. Bursah menegaskan, pihaknya menilai bahwa para kandidat ketum lain seperti Zainal Maarif, Ade Nasution, Djafar Badjeber adalah sebagi partner seperjuangan bukan rival, sehingga jika dirinya terpilih sebagai ketum PBR, maka kandiadat itu ditempatkan sebagai salah seorang ketua di PBR. Wakil Ketua Komisi IX DPR itu menambahkan, jika diriya terpilih ketum PBR, maka kepengurusan PBR berasal 60 persen figur daerah dan 40 persen dari figur pusat, sehingga figur daerah dapat memajukan PBR dan meningkatkan suara PBR pada Pemilu 2009 mendatang. Program utama yang diusung Bursah, antara lain memperkuat peran PBR sebagai partai gerakan dibidang sosial dan ekonomi yang responsif terhadap isu kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Sementara itu, Ketua Umum DPP PBR saat ini KH Zainuddin MZ menegaskan, dirinya tidak akan mencalonkan lagi sebagai ketum PBR (2006-2011) dan keinginan sejumlah kandidat menempatkan dirinya sebagi Ketua Dewan Syuro PBR akan diserahkan hasil Muktamar di Bali mendatang. Zainuddin berharap, semua pihak termasuk para kandidat calon ketum bersedia menerima kekalahan dan kemenangan pada Muktamar PBR nanti dan jajaran PBR harus tetap bersatu guna menjadikan partai yang kuat dan besar di masa depan.(*)

Copyright © ANTARA 2006