Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan ada empat faktor yang harus dipahami oleh pelaku ekonomi kreatif sebelum menetapkan strategi promosi yang tepat.

Pertama, produk yang dihadirkan haruslah produk yang berkualitas. Selanjutnya adalah harga (price). Sandiaga menjelaskan, harga di sini bukan berarti harga terendah adalah yang pasti akan sukses. Namun harga yang diselaraskan dengan segmentasi pasar.

"Sesuaikan dengan permintaan pasar. Kalau pasarnya harganya 100, kita sesuaikan harganya 100. Jangan dinaikkan karena nanti kalau dinaikkan pembeli merasa terbebani. Tapi kalau kita mengambil segmentasi pasar menengah ke atas, mungkin tidak terlalu berpengaruh,” kata Sandiaga dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Kedua adalah tempat (place) ) atau dengan kata lain bisa dalam bentuk jalur distribusi yang tepat, dalam artian alur distribusi yang sederhana, terbuka, dan berkeadilan.

"Terakhir baru kita bisa dapat menentukan strategi promosi dengan memaksimalkan digitalisasi. Sekarang banyak cara seperti gimmick, promo buy one get one," ujarnya.

Saat ini, kata Sandiaga, sebanyak 88,8 persen konsumen Indonesia menyatakan lebih dominan menggunakan dan mengonsumsi produk dengan brand atau nama dalam negeri. Hal ini menjadi potensi besar yang dapat terus dikembangkan.

Kemenparekraf memiliki berbagai program yang dapat dimanfaatkan pelaku ekonomi kreatif, mulai dari Apresiasi Kreasi Indonesia, Wirausaha Digital Mandiri, dan berbagai program lainnya.

Dengan pilar kolaborasi, adaptasi, dan inovasi yang diperkuat dengan konsep 3G (Gerak Cepat, Gerak Bersama, dan Gali Semua Potensi) diharapkan sektor ekonomi kreatif juga pariwisata dapat mendukung capaian 1,1 juta lapangan kerja baru dan berkualitas di tahun ini dan 4,4 juta lapangan kerja di tahun 2024.

Baca juga: Kemenparekraf gelar pelatihan pariwisata Bromo-Tengger-Semeru

Baca juga: Kemenparekraf - Smeshub kerja sama kelola sampah limbah plastik UMKM


Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022