Jakarta (ANTARA) - Tokoh masyarakat Jayapura Nikolaus Demetouwm mengimbau untuk menjaga kedamaian Papua jelang pelaksanaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara 24-30 Oktober 2022.

"Mari kita jaga Papua supaya tetap damai dan aman bagi semua orang, lebih-lebih karena sebentar lagi kita akan menjadi tuan rumah Kongres Masyarakat Adat Nusantara, dimana banyak tokoh-tokoh adat akan datang dari berbagai daerah di Indonesia," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Pernyataan itu disampaikan Niko terkait keresahan masyarakat atas pengangkatan sepihak Gubernur Papua Lukas Enembe sebagai kepala suku besar. Selain itu, upaya kuasa kuasa hukum dan keluarga Lukas yang meminta pemeriksaan dugaan korupsi oleh KPK dilakukan di lapangan terbuka dan sesuai hukum adat.

"Kalau masyarakat adat pasti mereka mengerti aturan adat dan budaya. Dalam budaya orang Papua, saya belum pernah lihat dan dengar ada orang diperiksa di lapangan terbuka," jelasnya.

Baca juga: Dewan adat harap Lukas Enembe berjiwa besar hadapi KPK

Baca juga: Wapres ingatkan Lukas Enembe kooperatif penuhi panggilan KPK

Baca juga: Mahasiswa Papua di Jakarta dukung KPK proses hukum Lukas Enembe


Niko menyebutkan, dalam budaya masyarakat pesisir di Papua dikenal istilah ‘batu lingkar’. Orang yang dituduh bersalah diperiksa oleh tua-tua adat dipimpin pemimpin adat (Ondoafi) yang duduk melingkar di area batu lingkar tersebut.

‘"Jika terbukti bersalah, orang tersebut membayar denda adat atau melaksanakan hukuman yang dijatuhkan kepadanya disaksikan oleh warga kampung, supaya masyarakat sama-sama tahu dan tidak lagi mengulangi perbuatan orang yang dihukum itu," tuturnya.

Eksekusi hukuman atau pembayaran denda adat di lapangan terbuka kata dia, bertujuan untuk memberikan efek jera kepada pelaku. Selain itu, pelaku diajarkan sebuah prinsip hidup, berani berbuat salah, berani bertanggung jawab. Kesalahan yang sudah dilakukan harus ditebus dengan membayar denda adat.

Kaitannya dengan tuntutan keluarga Lukas Enembe tersebut, Niko justeru melihat tidak adanya niat baik dari Lukas untuk menghormati adat. Justeru adat dijadikan tameng bagi Lukas dan para pendukungnya untuk berlindung dari jeratan hukum.

Pewarta: Fauzi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022