Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP), Tiza Mafira mengatakan gerakan guna ulang plastik yang dilakukan oleh masyarakat untuk mendukung ekosistem ramah lingkungan bisa mengurangi polusi limbah plastik dan emisi gas rumah kaca.

"Gerakan guna ulang plastik bisa lebih rendah emisi, karena mengurangi produksi plastik dari bahan mentah maupun daur ulang dan limbah di pembuangan tingkat akhir juga tidak ada," ujarnya dalam diskusi yang digelar di Work Coffee Jakarta, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat.

Tiza menjelaskan plastik yang digunakan kembali memancarkan setidaknya 50 persen gas rumah kaca ketimbang skenario daur ulang. Jika dilakukan standarisasi, penggunaan kembali bisa mengurangi emisi gas rumah kaca untuk kemasan konsumen sampai 80 persen.

Baca juga: GIDKP hadirkan solusi gaya hidup guna ulang di Jakarta

Menurutnya, skenario guna ulang itu bisa mengurangi dua persen dari sisa anggaran karbon yang menjadikan gerakan solusi untuk mengatasi polusi limbah plastik dan krisis iklim.

"Kenapa 50 sampai 80 persen? 50 persen itu belum menggunakan transportasi yang rendah emisi. Kalau sudah dikontrol pakai kendaraan rendah emisi, seperti kendaraan listrik atau sepeda angkanya bisa sampai 80 persen," jelas Tiza.

Gerakan guna ulang plastik merupakan inisiatif yang digagas oleh Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik dan Enviu untuk mewujudkan ekosistem yang dapat mendukung gaya hidup guna ulang di Jakarta.

Kedua organisasi nirlaba dengan basis kepentingan sipil dan lingkungan itu terus melakukan pendekatan advokasi, kerja sama dan edukasi untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai yang digunakan oleh masyarakat dalam jumlah tinggi dan sulit untuk dikelola.

Program gerakan guna ulang itu dilaksanakan dengan melibatkan berbagai kalangan masyarakat dan kelompok pelaku usaha sebagai bentuk upaya dalam pengurangan sampah plastik di Jakarta.

Baca juga: Pasar tradisional juga bisa kurangi penggunaan plastik sekali pakai

Baca juga: Aktivis: Larangan kantong plastik munculkan kearifan lokal


Indonesia Program Lead Zero Waste Living Lab by Enviu, Darina Maulana menuturkan gerakan guna ulang plastik bisa membangun pekerjaan hijau yang dapat menghasilkan bisnis yang lebih panjang.

Sejauh ini, Enviu telah membina tiga perusahaan rintisan dalam gerakan tersebut, yakni Koinpack, Allas, dan QYOS.

Koinpack mengoperasikan sistem pengemasan inovatif yang dapat digunakan kembali untuk menggantikan sachet dan jenis kemasan sekali pakai lainnya dengan memberikan deposit dan insentif.

Allas adalah penyedia kemasan pengantaran makanan dan minuman secara daring pertama di Jakarta.

Sedangkan QYOS merupakan perusahaan rintisan yang menyediakan mesin isi ulang otomatis untuk produk rumah tangga di toko-toko dekat kompleks perumahan.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022