Pacitan, Jawa Timur (ANTARA News) - Kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke SDN Purwoasri I, Kelurahan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, Kamis, sarat dengan kenangan, antara lain bertemu dengan guru yang mengajarnya dulu, Ibu Sri Banon. Presiden juga tidak menyia-nyiakan keberadaannya di sekolah tempatnya dulunya mengeyam pendidikan itu untuk menjalankan misi pendidikan. Caranya, dengan mengajar di depan para siswa dan melakukan inspeksi ke toilet-toilet SDN Purwoasri I. Pada hari itu Presiden juga bertemu dengan beberapa teman lama saat bersekolah dulu. Di antara elemen Purwoasri I yang menyambut kedatangan Presiden, mungkin yang paling gembira hatinya adalah Sri Banon, guru yang mengajar Yudhoyono di kelas dua dulu. Sri -- yang menurut Kepala Sekolah SD Purwoasri merupakan satu-satunya pengajar pada masa Yudhoyono yang masih ``sugeng"-- tidak dapat menahan haru ketika berdialog dengan Presiden. "Saya terharu melihat `Mas Sus`, bersyukur sekali murid saya menjadi seorang pemimpin negara," kata Sri dengan nada terbata-bata. Sri memang menyebut Presiden dengan panggilan `Mas Sus`, nama populer Yudhoyono pada masa bersekolah. "Saya dulu bandel nggak Bu?" tanya Presiden sambil tertawa dalam acara dialog yang juga dihadiri oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono, Gubernur Jawa Timur Imam Utomo dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Pertanyaan itu langsung ditimpali Sri gelengan kepala. Sri Banon mengatakan dirinya mengingat Yudhoyono sebagai murid dengan nilai baik, disiplin, dan akrab dalam berteman. "Dan, Mas Sus adalah murid yang paling rapi berpakaian!" kata Sri, ditimpali dengan gelak tawa hadirin. Sri meminta Presiden untuk menjalankan kepemimpinan secara adil, yang kemudian diamini Yudhoyono. Mengajar Presiden juga menyempatkan diri memberikan pelajaran kepada siswa kelas VI dan kelas V. Di kelas VI, ia mengajari murid-murid tentang bagaimana membaca peta, dengan topik letak negara Ekuador. Para murid memang terlihat tegang mendapat pengajaran dari seorang Presiden. Mereka sempat terdiam ketika dipersilakan Presiden untuk bertanya. Satu orang murid dengan suara lembut akhirnya mengajukan pertanyaan seputar dataran tinggi di sekitar Ekuador. Suasana mulai mencair ketika Presiden Yudhoyono menanyakan cita-cita satu persatu murid. "Nanti kalau sudah dewasa mau jadi apa?" tanyanya sambil tersenyum. Jawaban para murid bermacam-macam, yaitu ingin menjadi guru, dokter, pilot, tentara, pelukis, atlet. Ada juga jawaban yang memancing gelak tawa: ingin jadi pegawai kecamatan, masinis kereta api, dan presiden. "Bangsa ini membutuhkan berbagai macam keahlian. Semua profesi bagus," kata Yudhoyono. Di ruangan sebelahnya, kelas V, Presiden juga mengajar matematika, yang saat itu topiknya Trapesium. Periksa toilet Kegiatan selama kunjungan singkatnya ke SDN Purwoasri I itu diakhiri Presiden dengan melakukan inspeksi ke toilet-toilet yang ada di sekolah tersebut. Yudhoyono ingin memastikan bahwa toilet-toilet yang ada dalam keadaan bersih dan mendapatkan air bersih yang mengalir dengan lancar. Kondisi sarana buang air itu menjadi menjadi salah satu perhatian serius Presiden. "Enam tahun anak-anak akan berada di sini. Kalau WC bersih, tidak bau, air mengalir, nanti akan terbawa selamanya, orang akan terbiasa bersih, memiliki budaya bersih, tidak main kotor," kata Presiden. Yudhoyono juga meminta sekolah menyediakan lebih banyak lagi tong-tong sampah agar para siswa terbiasa dengan budaya bersih. Kepada Kepala Sekolah SDN Purwoasri I, ia meminta agar sekolah tersebut tidak hanya memajukan pelajaran akademik, tetapi juga olahraga. Permintaannya itu didasarkan kepada keprihatinan terhadap dunia olahraga Indonesia saat ini yang prestasinya kalah dibandingkan negara-negara lain. "Kita mempunyai penduduk 220 juta, tetapi pada SEA Games kemarin kita hanya di urutan ke-lima," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006