Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengapresiasi kolaborasi antara pemerintah (pusat dan daerah), BUMN, dan swasta dalam rangka mengembangkan infrastruktur transportasi perkeretaapian yakni Stasiun KRL Tigaraksa, di Tangerang, Banten dan Pembangunan Flyover di Tenjo, Kabupaten Bogor.

Pembangunan dan pengembangan kedua infrastruktur tersebut merupakan kolaborasi antara pemerintah pusat (Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian), pemerintah daerah (Pemkab Tangerang dan Pemkab Bogor), PT KAI, dan pihak swasta yaitu PT Agung Podomoro Land Tbk.

“Hari ini kita lihat tiga hal dijalankan dengan baik. Pertama, memastikan memudahkan jangkauan aksesibilitas masyarakat ke simpul transportasi," kata Menhub saat meninjau pencanangan pengembangan Stasiun ekstensi Tigaraksa, Sabtu.

Menhub menyampaikan, yang kedua adalah mengupayakan skema pendanaan kreatif tidak menggunakan APBN.

Baca juga: Kemenhub raih terbaik pertama Anugerah Layanan Investasi 2022

Kemudian yang ketiga, menjadikan angkutan massal sebagai pilihan utama masyarakat.

Menhub mengapresiasi inisiatif yang dilakukan PT Agung Podomoro Land Tbk untuk membangun dua fasilitas yang akan mendukung peningkatan pelayanan KRL rute Jakarta – Rangkasbitung dan sebaliknya.

“Partisipasi inilah yang dibutuhkan dan menjadi contoh bagi swasta lainnya, di tengah keterbatasan APBN yang difokuskan untuk memenuhi kebutuhan sosial masyarakat lain yang lebih membutuhkan,” ujarnya.

Lebih lanjut Menhub menjelaskan, pengembangan Stasiun Tigaraksa yang mengusung konsep "Transit Oriented Development" (TOD) menghubungkan antara kawasan pemukiman PT Agung Podomoro Land dengan Stasiun KRL Tigaraksa, diharapkan semakin memudahkan masyarakat pemukiman sekitar untuk mengakses stasiun.

Ia berpesan agar integrasi angkutan antarmoda juga harus disiapkan baik itu oleh pemerintah maupun swasta.

Selain itu, Menhub juga mengajak masyarakat untuk menggunakan angkutan umum massal dalam beraktivitas.

Baca juga: Menhub minta instansi aksi nyata gunakan kendaraan listrik

"Pemerintah sudah menyediakan banyak alternatif angkutan massal seperti MRT, LRT, BRT, dan KRL. Dengan naik angkutan massal maka lingkungan akan bersih, tidak macet, dan pengeluaran bisa lebih hemat,” katanya.

Kota Podomoro Tenjo dibangun di lahan seluas 650 hektare dan terintegrasi langsung dengan Stasiun Tigaraksa, yang dilengkapi dengan akses Transjakarta, dan LRT.

Lokasi TOD seluas 2,2 hektar juga dekat dengan pintu gerbang Tol Cileles, yakni hanya 2 km dari ruas tol Serpong – Balaraja. Waktu tempuh menuju Jakarta menjadi 40 menit dan menuju Serpong hanya 20 menit.

Pengembangan Stasiun Tigaraksa berkonsep TOD ini akan dilakukan dalam tiga seksi yaitu Seksi A Renovasi Stasiun Tigaraksa Eksisting, Seksi B Jembatan pejalan kaki akses ke Stasiun Tigaraksa ekstension, dan Seksi C Pembangunan Stasiun Tigaraksa Ekstension.

Sementara itu, pembangunan fly over di Tenjo, Kabupaten Bogor, akan menghilangkan perlintasan sebidang, sehingga dapat meningkatkan aspek keselamatan dan kelancaran perjalanan kereta.

Biaya pembangunan kedua proyek ini tanpa jaminan pemerintah atau tidak menggunakan dana APBN melainkan menggunakan dana dari badan usaha terkait.

Skema yang digunakan dalam pengembangan Stasiun Tigaraksa yaitu konsesi dan pemanfaatan aset Barang Milik Negara/Sewa BMN, sehingga nantinya diharapkan pembangunan infrastruktur ini dapat menambah Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP.

Turut hadir dalam acara pencanangan, Asisten Deputi Bidang Jasa Logistik Kementerian BUMN Desty Arlaini, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Umar Aris, Plt Dirjen Perkeretaapian Zulmafendi, Plt. Bupati Bogor Iwan Setiawan, Dirut PT Agung Podomoro Land Bacelius Ruru dan sejumlah pejabat terkait.

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022