Jakarta, 14/4 (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) mengungkapkan konsumsi premium mengalami peningkatan antara 5-10 persen dan kenaikan konsumsi tertinggi terjadi di Jakarta, Medan, dan Jayapura.. "Khususnya Jakarta, peningkatan konsumsi premium kemungkinan dikarenakan adanya kemacetan yang cukup tinggi," ujar Kepala Divisi BBM Pertamina Djaelani Sutomo di Jakarta, Jumat . Menurut Djaelani, tingkat konsumsi solar dan minyak tanah relatif stabil, bahkan Pertamina terus mengurangi impor minyak tanah mengingat stok yang cukup tinggi yakni mencapai 41 hari. "Impor minyak tanah kita kurangi menjadi kurang dari satu juta barel tiap bulan," katanya. Dijelaskannya bahwa sebagai antisipasi peningkatan konsumsi premium itu, Pertamina akan mengimbangi dengan kenaikan volume impor. Pertamina telah menjadwalkan impor premium sebesar dua juta barel pada bulan Mei atau naik 200 ribu barel ketimbang April yang 1,8 juta barel, namun pada bulan Juni, volume impor premium direncanakan tetap dua juta barel. Untuk solar, volume impornya adalah April sebesar tiga juta barel, Mei tiga juta barel dan Juni naik 3,6 juta barel. Mengenai penyesuaian harga BBM, menurut Djaelani, revisi harga tetap dilakukan setiap akhir bulan. Revisi dua mingguan, lanjutnya, akan dilakukan jika harga yang cepat berubah. Pascakenaikan BBM Oktober lalu, volume impor Pertamina terus menurun. Kalau pada September 2005 impor BBM mencapai 17 juta barel, Desember turun menjadi 12 juta barel dan terus turun hingga Februari 2006 sebesar 6,4 juta barel.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006