Pemberian izin itu disertai dengan catatan harus ditanam lagi pohon pelindung yang baru
Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat menanam pohon Tabebuya di sepanjang jalan pinggir Sungai Jangkuk Kelurahan Kebun Sari, untuk menggantikan puluhan pohon yang sudah ditebang karena akarnya dinilai merusak jalan dan talud sungai.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram HM Kemal Islam di Mataram, Selasa, mengatakan, pemberian izin penebangan puluhan pohon di pinggir Kali Jangkuk Kebun Sari karena jenis pohon trembesi, waru dan mahoni memiliki akar keras sehingga cenderung merusak jalan serta talud sungai.

"Pemberian izin itu disertai dengan catatan harus ditanam lagi pohon pelindung yang baru," katanya.

Menurutnya, jenis pohon yang bagus untuk menggantikan pohon sebelumnya adalah pohon tabebuya yang memiliki bunga seperti bunga sakura dan akarnya tidak keras sehingga tidak sampai merusak jalan dan talud.

Untuk warnanya, DLH mengambil satu warna yakni Tabebuya kuning agar saat berbunga sepanjang jalan pinggir sungai bisa terlihat indah.

Baca juga: DLH: Mesin penyapu jalan Mataram kumpulkan 12 kuintal sampah sehari

Baca juga: Cakupan ruang terbuka hijau privat di Mataram lampaui target


"Ketika tabebuya berbunga dan mekar bersamaan maka bisa memberikan suasana berbeda di sepanjang jalan tersebut," katanya.

Selain sebagai penghijauan, pohon tabebuya juga bermanfaat menjadi pelindung dari polusi karenanya tabebuya banyak ditanam di pinggir jalan kota besar mampu menangkal polusi udara ataupun menyerap udara yang tercemar.

"Untuk pohon tabebuaya ini harus kita pesan dulu, karena tidak ada kita siapkan pembibitan," katanya.

Di sisi lain, Kemal mengatakan untuk program penanaman pohon pelindung saat ini juga fokus dilakukan di jalan protokol terutama Jalan Langko dan Jalan Pejanggik yang memiliki ciri khas pohon kenari di sepanjang jalan.

Beberapa pohon kenari di sepanjang jalan tersebut terpaksa ditebang karena kondisinya sudah rapuh dan rawan tumbang. Karena itu, proses taman kembali harus segera dilakukan.

"Kita sudah ada pembibitan 3 tahun lalu sekitar 150 pohon dengan ketinggian dua meter dan siap ditanam pada beberapa titik untuk menggantikan pohon sebelumnya," katanya.

Baca juga: DLH Mataram apresiasi gerakan pengolahan sampah jadi pupuk cair

Baca juga: DLH Mataram optimistis sumbang PAD Rp360 juta dari budi daya maggot

 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022