Badung (ANTARA) - Presiden Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) Salvatore Sciacchitano memuji kepemimpinan Indonesia di pertemuan menteri perhubungan se-ASEAN ke-28 di Bali yang menghasilkan sejumlah dokumen penting, salah satunya perjanjian komprehensif transportasi udara ASEAN dan Uni Eropa (AE-CATA).

Menurut Presiden ICAO, pada sela-sela kegiatannya menghadiri G20 Aviation Dialogue di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa, perjanjian itu merupakan tonggak bersejarah bagi industri penerbangan dunia.

"Saya mengucapkan selamat bagi Indonesia yang berhasil memimpin (pertemuan tingkat menteri perhubungan) di ASEAN sehingga tercapainya kesepakatan untuk perjanjian komprehensif transportasi udara Uni Eropa dan ASEAN," kata Sciacchitano kepada Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi.

Ia menilai perjanjian komprehensif itu, yang telah digagas sejak 10 tahun lalu, merupakan wujud keberanian dari ASEAN dan Uni Eropa mendukung pemulihan sektor penerbangan dunia setelah terdampak berbagai kebijakan pembatasan selama pandemi COVID-19. Perjanjian itu akhirnya diteken oleh ASEAN dan Uni Eropa pada hari terakhir 28th ASEAN Transport Ministers Meeting di Bali, Senin (17/10).

"Perjanjian komprehensif ini akan mendukung pengembangan lalu lintas angkutan udara dan perekonomian di dua kawasan. Saya menyambut baik disepakatinya perjanjian komprehensif ini karena ini akan memberi dukungan lebih untuk pemulihan dunia aviasi," kata Presiden ICAO.

Dalam kesempatan itu, ia mengatakan liberalisasi pasar penerbangan dapat membuka berbagai macam peluang, meskipun pada satu sisi bakal ada kompetisi ketat antarpelaku industri penerbangan. Namun, ICAO meyakini liberalisasi sektor penerbangan, yang didukung dengan perjanjian komprehensif AE-CATA, menjadi alat untuk memperkuat industri penerbangan global.

Sciacchitano lanjut menyebut industri penerbangan di beberapa kawasan seperti Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Latin saat ini memasuki tahap pemulihan terlihat dari jumlah penumpang yang mendekati angka pada 2019 yaitu 4,5 miliar. Situasi itu membuat ICAO optimis industri penerbangan dunia bakal pulih seluruhnya pada 2023.

"Oleh karena itu, sektor penerbangan membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah, dan terkait itu Konferensi Tingkat Tinggi G20 menjadi kesempatan yang penting untuk menegaskan kembali komitmen negara-negara G20 pada tahun-tahun sebelumnya untuk mendukung sektor penerbangan yang mana akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial," kata Presiden ICAO.

Perjanjian Komprehensif Transportasi Udara ASEAN dan Uni Eropa (AE-CATA) merupakan perjanjian antarkawasan pertama yang ada di sejarah penerbangan dunia. Perjanjian itu bakal menghubungkan 37 negara, yang 27 di antaranya dari Uni Eropa, dan 10 sisanya dari anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa di Asia Tenggara (ASEAN).

Populasi dua kawasan itu mencapai lebih dari 1,1 miliar jiwa.

Baca juga: Indonesia manfaatkan presidensi G20 bahas pemulihan sektor penerbangan
Baca juga: Menko Luhut ungkap upaya pemulihan industri penerbangan nasional
Baca juga: Kemenhub sebut industri penerbangan bangkit dan pulih pasca pandemi

 

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022