Muhammadiyah menyambut baik kehadiran IWF yang diprakarsai oleh Kementerian BUMN.
Jakarta (ANTARA) - Muhammadiyah menyambut baik kemunculan program percepatan pemerataan layanan air bersih Indonesia Water Fund (IWF) yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Muhammadiyah menyambut baik kehadiran IWF yang diprakarsai oleh Kementerian BUMN yang bertujuan untuk menghadirkan sambungan air ke berbagai wilayah di Indonesia," kata Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Anwar Abbas, saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

Program tersebut, kata Anwar, diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan akses air bersih bagi jutaan jiwa masyarakat Indonesia, sehingga kesehatan, kebahagiaan, serta produktivitas mereka dapat meningkat pula.

Dia pun menilai bahwa program ini mampu menjadi wujud langkah antisipasi kelangkaan air yang diprediksi akan terjadi mulai sekarang hingga tahun 2030 mendatang.

"Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas memperkirakan bahwa kelangkaan air akan terjadi dan meningkat, terutama di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara hingga tahun 2030," ujar dia.

Ia menambahkan jika tingkat penyaluran air bersih kepada masyarakat bermasalah, hal itu akan berdampak pada penurunan tingkat kesehatan dan kesejahteraan warga.

"Untuk itu, bangsa ini perlu mengatasi masalah ini dengan menciptakan pemerataan akses air bersih dan menyediakan pengadaan air bersih yang inklusif, berkelanjutan, efektif, dan efisien bagi seluruh warga masyarakat tentu menjadi sebuah keharusan dan kemestian," kata Anwar.

IWF merupakan platform untuk mendukung mengakselerasi investasi terkait dengan penyediaan sambungan air bersih ke rumah-rumah rakyat di tengah akses air bersih yang masih menjadi tantangan di banyak negara, termasuk Indonesia.

Sejauh ini, sebagaimana disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir dalam kegiatan Peluncuran Indonesia Water Fund di Nusa Dua, Bali, Senin (17/10), hanya 23 persen masyarakat Indonesia yang memiliki akses ke air bersih.

Sementara itu, sebagian masyarakat lainnya masih kesulitan untuk memiliki akses air bersih, sehingga harus membayar sekitar Rp65.000 hingga Rp140.000 per meter kubik untuk mendapatkan air bersih.
Baca juga: Wapres mengapresiasi inisiatif Kementerian BUMN melalui Program IWF
Baca juga: Wamen BUMN: IWF dapat bantu masyarakat tidak bergantung pada air tanah

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022