Kudus (ANTARA) - Mantan atlet pelatnas yang kini pelatih bulu tangkis Basri Yusuf meluncurkan buku berjudul "Pembinaan Badminton Berbasis Sport Science" sebagai salah satu pegangan dasar untuk membantu pelatih dalam membina atlet usia dini.

Yusuf mengatakan buku ini adalah gagasan dari pengalaman dia sebagai pemain nasional era 1970 hingga 1980-an, pelatih bulu tangkis selama 35 tahun, dan trainer bagi para pelatih.

"Saya melihat adanya pembinaan yang miskonsepsi, banyak program-program orang dewasa yang diterapkan ke anak-anak padahal mereka belum membutuhkan program seperti itu. Kondisi ini menggelitik hati saya untuk menulis buku ini,” ungkap Yusuf dalam peluncuran buku di GOR Djarum, Kudus, Rabu.

Yusuf menyebut buku ini menjelaskan metode dan program pelatihan dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melingkupi berbagai disiplin, seperti fisiologi, psikologi, fisioterapi, biomekanik, dan nutrisi. Metode itu bisa membantu pelatih mengeluarkan potensi terbaik atlet yang mereka bina.

Ada enam tingkatan program pelatihan yang dikategorikan berdasarkan kelompok usia. Melalui enam tahapan itu, mantan pelatih Hariyanto Arbi tersebut menekankan bahwa prestasi tidak dapat diraih dengan cara instan, namun harus melalui pembinaan jangka panjang.

Bagi Yusuf, konsep pelatihan yang tepat mampu mengatasi banyak masalah atau kesalahan yang biasa terjadi, seperti rendahnya pelatihan atau pelatihan yang berlebihan, pemberian beban dan intensitas latihan orang dewasa kepada atlet muda, sistem pelatihan yang tidak spesifik, program kompetisi dan pelatihan sesuai usia, hingga kelalaian dalam melatih gerakan dan keterampilan.

Buku ini terdiri atas enam seri, dengan seri pertama membahas tahapan awal pembinaan bagi para orangtua dan pelatih, kemudian tahapan fundamental untuk pembinaan anak berusia 6-9 tahun.

Pada buku seri ketiga membahas tahap pembelajaran untuk anak usia 9-12 tahun, tahap optimalisasi untuk anak usia 15-18 tahun, dan tahap penajaman yang membahas pentingnya pembuatan yearly plan instrument bagi pelatih yang mencakup pengembangan teknik, taktik, strategi, pelatihan mental, dan penerapannya.

Baca juga: Indonesia taklukkan Swedia dalam laga kedua Piala Suhandinata 2022
Baca juga: Liem Swie King: Atlet kita harus latihan lebih keras

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022