Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Sejumlah rumah warga di Kabupaten Tulungagung bagian selatan, tepatnya di Desa Talun Kulon, mengalami retak-retak cukup parah akibat tanah gerak.

"Hujan menyebabkan tanah di daerah ini labil dan berdampak terhadap bangunan yang ada di atasnya," kata Kepala Desa Talun Kulon Surayi di Kecamatan Bandung, Tulungagung, Jawa Timur, Rabu.

Belum ada kejadian longsor. Namun ditemukan sejumlah rekahan tanah tak jauh dari hunian warga. Diduga, pergeseran tanah itu menyebabkan fondasi bangunan yang ada di atasnya ikut tertarik dan menyebabkan sedikitnya tujuh rumah retak-retak di bagian lantai dan dinding.

Bahkan satu bangunan dapur milik warga ada yang roboh pada Selasa (18/10) malam, sekitar pukul 23.00 WIB.

Retakan pada bangunan yang roboh ini sudah muncul sejak sepekan sebelumnya, dan kini menjalar hingga ke bangunan utama. Bahkan pondasi yang menghubungkan antara bangunan dapur dan utama juga patah.

"Sudah ada tanda retak di bangunannya dan semalam ambruk, yang roboh ini hanya bangunan dapur," kata Kades Surayi.

Hingga berita ini ditulis, terdata ada tujuh rumah warga yang mengalami retak-retak cukup parah pda bagian dinding dan lantai.

Kejadian tersebut sudah dilaporkan ke Pemkab Tulungagung melalui kantor Kecamatan Bandung.

Sementara ini, kami masih menunggu rekomendasi dan penelitian terkait kondisi tanah, katanya.

"Jika tanah masih dinyatakan layak untuk dibangun maka kita akan menggerakkan warga untuk proses renovasi, tapi jika tidak layak ini yang kita masih bingung," ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Camat Bandung Chanif Jatmika menerangkan pihaknya telah melakukan pemetaan terkait bencana di desa tersebut.

Pihak kecamatan juga telah melakukan komunikasi dengan instansi terkait membahas bencana tanah gerak yang terjadi ini.

Menurutnya yang jadi permasalahan saat ini adalah hasil kajian terkait kondisi struktur tanah tersebut. "Kami masih menunggu hasil kajianya, kalau bantuan material dari pihak BPBD siap membantu," katanya. (*)

 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022