Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah investor dari Perancis, Jepang, Korea, dan Amerika Serikat menyatakan minatnya membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) 4x1.000 MW di Semananjung Muria, Jateng. Kepala Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) Soedyartomo Soentono di Jakarta, Senin, mengatakan, investor tersebut merupakan perusahaan berpengalaman karena sudah sering membangun PLTN di sejumlah negara. Menurut dia, ketertarikan investor itu karena harga jual listrik PLTN yang berkisar 3-4 sen dolar AS per kWh jauh lebih murah ketimbang harga jual listrik rata-rata yang mencapai di atas tujuh sen dolar AS per kWh. "Namun, investor asing itu nantinya maksimal hanya memiliki saham 75 persen, sisanya merupakan porsi nasional, apakah itu BUMN, perusahaan swasta atau joint venture antara BUMN dan swasta," katanya. Bentuk penyertaan saham nasional itu, lanjutnya, bisa berupa pekerjaan fisik. "Sedang peralatan utamanya, supaya terjamin biarlah pertama kali disuplai dari luar. Namun, secara bertahap kemampuan nasional harus ditingkatkan sampai pada saatnya nanti kita yang berperan utama," ujarnya. Ia mengatakan, saat ini pembangunan PLTN tengah menunggu pembentukan tim nasional yang diharapkan selesai tahun 2006. Soedyartomo menambahkan, setidaknya ada empat hal yang harus dipenuhi sebelum membangun PLTN. Pertama, aspek legal yang di antaranya telah tertuang dalam Perpres No. 5 Tahun 2006 yang menyebutkan PLTN menjadi bagian sistem energi nasional. Kedua, aktivitas fisik berupa persiapan-persiapan khususnya aspek keselamatan berstandar internasional. "Berdasarkan penelitian sejak tahun 70-an, ada tiga tempat di Semenanjung Muria yang memenuhi persyaratan internasional yakni Ujung Lemah Abang, Ujung Watu dan Ujung Grendengan," ujarnya. Ketiga lokasi itu memenuhi syarat baik dari segi vulkanik, tektonik, vlading, tsunami, tindakan manusia, gempa, arah angin, suhu, udara, hingga kelembaban. "Kalau dibangun PLTN di Jakarta bisa saja, tetapi akan lebih murah kalau dibangun di situ karena kondisinya lebih mendukung," katanya. Aspek ketiga adalah dukungan masyarakat dan keempat, komitmen jangka panjang. PLTN di Semenanjung Muria direncanakan sebanyak empat unit dengan kapasitas masing-masing 1.000 MW. Pembangunannya dibagi dalam dua tahap yakni 2x1.000 MW. Proses tender dua unit pertama yang direncanakan di Ujung Lemah Abang dimulai pada tahun 2008. Dua tahun sesudahnya (2010), pekerjaan konstruksi diharapkan bisa dimulai. Pada tahun 2016, unit satu yakni Muria-1 diharapkan beroperasi dan setahun sesudahnya Muria-2 beroperasi. Sedang, dua unit sisanya yakni Muria-3 dan Muria-4 diharapkan masing-masing beroperasi pada 2023 dan 2024.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006