Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menilai pesantren dan negara merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Pesantren, kata dia, merupakan pilar negara dalam menciptakan sumber daya manusia unggul dari sisi karakter maupun kemampuan teknis.

"Pemerintah tidak boleh jauh dari pesantren. Sejauh ini keberadaan pesantren terbukti berhasil mengelola sumber daya manusia dari berbagai macam latar belakang dan status sosial," ujar dia dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan sinergi pemerintah dan pesantren merupakan keniscayaan mutlak yang dibutuhkan oleh Indonesia.

Pesantren, lanjut dia, merupakan lembaga pendidikan yang selama berpuluh bahkan beratus tahun menjadi kawah candradimuka yang menggembleng karakter berbagai ragam anak bangsa.

"Daya tahan pesantren sebagai pilar pendidikan tertua telah teruji jauh sebelum Indonesia merdeka. Hampir semua tataran kehidupan, itu ada di pesantren dan terselesaikan," kata Gus Halim, demikian ia biasa disapa saat memberikan sambutan pada penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama dengan Universitas Nurul Jadid, dan dilanjutkan dengan Pelantikan DPC Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Probolinggo.

Baca juga: Erick Thohir sebut santri harus jadi bagian pondasi kemajuan Indonesia

Saat ini, kata Gus Halim, kesadaran masyarakat untuk mengirimkan anak-anak mereka ke pesantren semakin meningkat. Tak hanya dari kalangan masyarakat menengah ke bawah, mayoritas pesantren kini juga diisi anak-anak dari kalangan menengah ke atas.

"Mulai dari anak yang nakal, yang setengah nakal, pintar, pintar banget itu ada di pesantren. Mulai dari yang kaya, orang elit, sampai sama sekali tidak punya biaya untuk sekolah, itu ada di Pesantren," tuturnya.

Sebagai penyangga peradaban, ia mengatakan, pesantren telah banyak menuai bukti nyata sebagaimana yang diharapkan oleh para pendiri bangsa.

"Pesantren juga menangani dan menyelesaikan semua hal dalam tatanan kehidupan baik di dalam maupun di luar lingkungan pesantren. Termasuk persoalan bangsa dan negara," tuturnya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022