Ada yang benar-benar tidak tahu obat apa itu
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan pemerintah meningkatkan pengawasan terhadap kasus gagal ginjal akut, untuk mencari tahu sumber penyebab penyakit tersebut, termasuk juga terhadap kasus pasien di Yogyakarta yang mengaku tidak mengonsumsi obat.

“Memang surveillance kita tingkatkan,” kata Menkes dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin.

Dia memberikan contoh, dari total 245 pasien kasus gagal ginjal akut, pemerintah sudah mendatangi 206 pasien, di antaranya memiliki pendidikan atau pengetahuan yang berbeda-beda.

Menurut dia taraf pengetahuan ini ikut membantu dalam pengawasan terhadap obat-obat yang diduga berbahaya.

“Jadi ada yang bisa menyebutkan nama obatnya sekaligus menunjukkan botolnya. Ada yang benar-benar tidak tahu obat apa itu,” ujar dia.

Mengenai informasi adanya kasus pasien gagal ginjal akut di Yogyakarta yang menyatakan tidak meminum obat, Menkes mengatakan bisa saja yang bersangkutan lupa telah mengonsumsi obat tertentu, atau mengonsumsi ramuan atau racikan tertentu.

“Apakah benar tidak konsumsi obat atau kah dia lupa mengonsumsi obat? Saya belum berani komentar secara spesifik. Jika ada informasi mengenai nama pasiennya boleh diinfokan ke kami agar kami bantu perdalam surveillance-nya,” jelas Menkes.

Baca juga: Menkes: Obat gangguan ginjal akut dibawa ke Indonesia hari ini

Baca juga: Menkes: Larangan obat sirop untuk cegah meluasnya gagal ginjal akut

Baca juga: Kemenkes-BPOM segera tarik produk obat sirop perusak ginjal


Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022