Kegiatan tersebut merupakan upaya bersama untuk mengembangkan potensi lokal dalam bidang kerajinan batik
Jakarta (ANTARA) - Pertamina EP (PEP) Tarakan Field, bagian dari Zona 10 Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina, melaksanakan program pemberdayaan bagi penyandang difabel melalui usaha binaan bernama Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Batik (Kubedistik) Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

Isrianto Kurniawan, Field Manager PEP Tarakan Field, dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Senin, menjelaskan upaya pemberdayaan masyarakat, perempuan, pendidikan, dan kesehatan menjadi perhatian PEP Tarakan Field dalam menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), termasuk program Kubedsitik.

Melalui Kubedistik diharapkan dapat menjadi salah satu model upaya peningkatan kesejahteraan penyandang difabel, menjaga selalu lingkungan dengan menggunakan bahan baku batik alami, serta menjadikan motif batik Tarakan sebagai motif unggulan di Kalimantan Utara.

“Pengembangan akses teknologi dan literasi digital bagi penyandang difabel terus dilakukan, selain sebagai bagian dari upaya untuk menjawab tantangan masa depan dalam era industri 4.0,” kata Isrianto.

Sonny Lolong, Pendamping Teknis Kelompok Kubedistik, menjelaskan inisiasi pembentukan Kubedistik terjadi pada 2019 sebagai bentuk kepedulian terhadap kelompok masyarakat rentan serta melestarikan lingkungan dalam peningkatan usaha kerajinan batik. Inisiatif pembentukan kelompok berasal dari PEP Tarakan Field, pemerintah lokal, dan organisasi kemasyarakatan yang bergerak dalam bidang seni budaya, dan pariwisata.

"Kegiatan tersebut merupakan upaya bersama untuk mengembangkan potensi lokal dalam bidang kerajinan batik,” katanya.

Sonny menyebutkan pada awal terbentuknya Kubedistik sangat tidak mudah. Banyak tantangan yang dihadapi. Butuh waktu, tenaga dan banyak kesabaran untuk melatih mereka. Pasalnya, para difabel yang berlatih dan bekerja di Kubedistik menyandang beragam disabilitas mulai dari tuna daksa, tuna grahita maupun tuna rungu sehingga memerlukan pendekatan masing-masing dalam pelatihannya.

"Pernah kejadian, ratusan kain batik pesanan yang dikerjakan rusak/gagal karena masalah komunikasi dan lainnya. Butuh banyak kesabaran. Tapi tidak apa-apa yang penting teman-teman di sini tetap bersemangat," kata Sonny yang juga seorang pembatik.

Dia bercerita pada awal pembentukan kelompok, ada lima orang penyandang difabel yang bergabung. Kemudian bertambah menjadi 20 orang pada 2020 dan kini anggota Kubedistik berkembang jadi 26 orang. Aktivitas membatik dilakukan di Rumah Batik Tarakan Tengah. Anggota Kubedistik juga dapat melakukan sebagian aktivitasnya di rumah dan dikembangkan aktivitas kelompok melalui diskusi online.

"Kain yang telah dibatik tinggal disetorkan ke sini (Kubedistik),” ujarnya.

Sonny dan Kubedistik juga kreatif dalam membatik. Buktinya, mereka berupaya melestarikan budaya dan memanfaatkan sumberdaya alam sekitar, yaitu penggunaan pewarna alami dari batang mangrove. Apalagi mangrove melimpah dan mudah didapat di pesisir Kota Tarakan.

Dari sisi motif, lanjut Sonny, untuk melestarikan kebudayaan Kota Tarakan dalam hal ini budaya suku Tidung. Lalu dikembangkan motif khas Tidung, seperti motif batik pakis, motif batik cumi-cumi dan motif batik lainnya sesuai dengan kekayaan alam dan budaya setempat. “Kubedistik kini memiliki HaKI (hak atas kekayaan intelektual) atas enam motif batik khas Tarakan dan beberapa motif lainnya tengah dalam proses mendapatkan HaKI,” ujarnya.

Sonny juga mengapresiasi dukungan PT Pertamina Hulu Indonesia yang bekerja sama dengan Askrindo dalam mendukung Kubedistik, termasuk pemberian asuransi kecelakaan diri bagi 26 anggota mulai tahun ini. Kubedistik juga mendapatkan sokongan dari Pertamina dalam pemasaran produk, termasuk pameran-pameran yang diadakan di sejumlah tempat di Tanah Air.

Dari sisi ekonomi, pendapatan Kubedistik mencapai Rp143 juta per tahun dan Rp 1,3 juta per bulan untuk tiap anggota. Selain itu, ada efisiensi biaya pengelolaan lingkungan yang mencapai Rp17,5 juta.

Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Tarakan, Arbain mengatakan program Kubedistik paralel dengan tujuan Pemkot. Melalui usaha seperti ini, penyandang disabilitas benar-benar dapat diberdayakan.

Baca juga: Peduli generasi muda Sebatik, Tarakan Field dukung Sekolah Tapal Batas
Baca juga: Pertamina Tarakan Field bantu pengembangan perajin batik difabel
Baca juga: Di tangan KSM Ramah Lingkungan Tarakan, minyak jelantah jadi biodiesel

 

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022