Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Sedikitnya 13 rumah milik warga Desa Timahan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengalami rusak berat dan tidak bisa digunakan lagi, dampak bencana tanah gerak atau likuifaksi selama dua pekan terakhir.

"Bencana ini terjadi sekitar sepekan lalu. Bersamaan dengan bencana banjir dan longsor di beberapa wilayah Trenggalek, sepekan lalu," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin usai meninjau lokasi tanah gerak di Desa Timahan, Kecamatan Kampak, Trenggalek, Selasa.

Tidak ada korban jiwa akibat bencana likuifaksi tersebut. Namun, 13 KK yang rumahnya terdampak saat ini sementara mengungsi di rumah-rumah warga yang lokasinya aman dari risiko longsor maupun tanah gerak.

"Di Desa Timahan ini ada 13 KK yang terdampak dan membutuhkan relokasi," lanjut Arifin.

Masalahnya sekarang, lanjut dia, kondisi pergerakan tanah di Desa Timahan semakin melebar. Risiko longsor juga meningkat, apalagi jika kembali turun hujan dengan intensitas tinggi.

Bahkan saat tidak ada hujan pun, warga menyebut retakan tanah bertambah.

Warga yang rumahnya terancam kini mengungsi ke tempat yang lebih aman. Bahkan beberapa rumah terpaksa dibongkar.

Opsi relokasi saat ini sedang dipersiapkan pemerintah daerah. “Kami akan melakukan kajian untuk menentukan tempat yang tepat dan aman,” kata Arifin.

Arifin mengaku telah berkomunikasi dengan warga untuk mencari lahan relokasi di tanah pemajakan. Jika sudah tersedia, pemerintah daerah dibantu Pemprov Jatim akan membantu pembangunan hunian permanen untuk relokasi warga yang terdampak.

"Karena di lokasi sini sebagian besar adalah wilayah Perhutani, maka warga kami minta komunikasi dulu dengan kami. Saya minta warga cari lokasi relokasi di tanah pemajakan dulu, nanti pemerintah akan beli untuk relokasi," katanya. (*)

Baca juga: BPBD Cilacap siapkan tenda pengungsian warga terdampak tanah bergerak
Baca juga: Tanah bergerak di Wonosobo-Jateng akibatkan jalan ambles

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022