Jakarta (ANTARA) - Konferensi Tingkat Menteri Keempat atau Fourth Ministerial Conference (MC4) tentang Aplikasi Antariksa untuk Pembangunan Berkelanjutan di Asia dan Pasifik berkomitmen meningkatkan aplikasi antariksa yang inovatif dalam menghadapi tantangan pembangunan global, yang tertuang dalam suatu deklarasi.

"Deklarasi ini menunjukkan komitmen yang kuat dari negara-negara untuk menggunakan aplikasi luar angkasa yang inovatif untuk mengatasi tantangan pembangunan yang luar biasa dan muncul," kata Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Asia dan Pasifik (ESCAP) Armida Salsiah Alisjahbana dalam acara konferensi tersebut di Jakarta, Rabu.

Konferensi tingkat menteri yang mengangkat tema Space+ for Our Earth and Future tersebut diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Armida menuturkan para menteri dan kepala lembaga antariksa di kawasan Asia-Pasifik juga berkomitmen mengintensifkan kolaborasi dalam memanfaatkan aplikasi antariksa untuk pembangunan berkelanjutan.

Ia mengatakan tantangan pembangunan tersebut terkait kemiskinan yang terus-menerus, ketahanan pangan, ancaman terhadap kesehatan global, dan kerentanan yang meningkat terhadap bencana, perubahan iklim dan degradasi lingkungan

Menurut dia, deklarasi tersebut tidak hanya akan menopang momentum peningkatan integrasi aplikasi informasi ruang angkasa dan geospasial dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, tetapi juga menjangkau negara-negara dalam situasi khusus untuk memastikan bahwa setiap orang di kawasan Asia-Pasifik memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan, teknologi dan aplikasi antariksa.

"Aplikasi luar angkasa memberikan banyak solusi untuk pembangunan sosial ekonomi. Kerja sama antarnegara di kawasan ini telah berkembang pesat selama bertahun-tahun, melampaui tanggap bencana ke semua bidang prioritas tematik untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan," ujarnya.

Negara-negara telah menerapkan lebih dari 600 kegiatan yang berkontribusi pada 156 dari 188 tindakan yang diidentifikasi dalam Rencana Aksi Asia-Pasifik tentang Aplikasi Antariksa untuk Pembangunan Berkelanjutan 2018.

Pada konferensi tersebut, ESCAP juga meluncurkan ringkasan tentang Geospatial Practices for Sustainable Development in South-East Asia 2022, yang mendokumentasikan lebih dari 60 praktik baik di subkawasan tersebut.

Di samping aplikasi antariksa yang mapan dalam pemantauan kekeringan dan peringatan dini, negara-negara di kawasan South-East Asia telah mendiversifikasi penggunaan teknologi antariksa ke dalam berbagai bidang.

Bidang-bidang tersebut meliputi antara lain pemetaan spasial kemiskinan, pelacakan emisi gas rumah kaca dan polusi udara, dan penghitungan berbasis bukti terhadap lahan, energi terbarukan dan sumber daya alam.

Sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendukung aplikasi keantariksaan untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan dalam Rencana Aksi Asia-Pasifik tentang Aplikasi Keantariksaan untuk Pembangunan Berkelanjutan periode 2018–2030 bagi kesejahteraan masyarakat global.

"BRIN mendukung penuh kegiatan Rencana Aksi Asia-Pasifik tentang Aplikasi Keantariksaan untuk Pembangunan Berkelanjutan (2018–2030) baik dari sisi riset dan inovasi, maupun dari sisi perumusan rekomendasi kebijakan terkait pemanfaatan keantariksaan," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko.

Baca juga: MC4 bahas percepatan implementasi Rencana Aksi Asia-Pasifik tahap ke-2

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022