Purwokerto (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Cabang Banyumas menilai pelayanan untuk penderita stroke di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sudah mendekati paripurna.

"Saya katakan hampir paripurna karena kita sudah bisa mengerjakan banyak hal, bahkan kemampuan untuk pelayanan stroke di daerah ini sudah cukup maju, kata Ketua Perdossi Cabang Banyumas Untung Gunarto di sela kegiatan peringatan Hari Stroke Sedunia 2022 yang digelar di Taman Edukasi Sumber Daya Air (TESDA) Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu.

Hanya saja, lanjut dia, kebersamaan untuk memahami stroke harus lebih ditingkatkan, sehingga mereka yang sakit tetap dapat terkover dan bisa cepat diantar ke rumah sakit.

Baca juga: Dokter: Hari Stroke Sedunia momentum perkuat germas hidup sehat

"Itu karena kita punya golden time 3-6 jam. Jadi, ini membutuhkan satu dukungan lingkungan dimana kita punya kebiasaan yang peduli terhadap orang sakit, tetapi kurang cepat terhadap penanganan sakitnya," kata Pelaksana Tugas Direktur RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto itu.

Lebih lanjut, Untung mengatakan jumlah penderita stroke di Indonesia cukup tinggi, dan stroke menempati posisi pertama sebagai penyakit yang menyebabkan kematian di Indonesia.

"Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama, terutama bagi kami sebagai dokter saraf yang langsung menghadapi pasien," ujarnya.

Ia berharap semua elemen masyarakat, baik perorangan, komunitas, maupun pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk bersama-sama bersinergi agar memberi pemahaman mengenai pencegahan-pencegahan stroke.

Menurut dia, apa saja yang diperlukan untuk mencegah stroke sudah banyak dan sekarang tidak ada batas untuk mendapatkan pengetahuan tentang stroke.

Baca juga: Kendalikan faktor risiko cegah stroke di usia muda

"Ini menjadi sinergi bersama agar secara bersama-sama, di seluruh dunia juga menekan angka kejadian stroke, karena kalau ada satu orang stroke saja, itu sudah sangat merugikan banyak pihak, baik yang sakit, keluarganya, maupun masyarakat," jelasnya.

Lebih lanjut, Untung mengatakan secara ekonomi ada dua efek yang ditimbulkan dari stroke, karena selain yang sakit tidak bisa meningkatkan ekonominya, juga menjadi beban semua orang atau semua pihak terkait dengan sakitnya.

Disinggung mengenai kasus stroke di Banyumas, ia mengatakan berdasarkan pantauan Perdossi Cabang Banyumas yang mencakup Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, dan Kebumen, cenderung meningkat serta usia penderitanya mulai bergeser.

"Kalau dulu kita tahu bahwa stroke rata-rata adalah usia lanjut, sekarang sudah bergeser ke usia muda," kata Untung.

Sementara itu, Ketua Panitia Peringatan Hari Stroke Sedunia 2022 Perdossi Cabang Banyumas Nazwan Hassa mengatakan stroke merupakan penyakit penyebab kematian ketiga di dunia, sedangkan di Indonesia menempati peringkat pertama.

Bahkan, kata dia, 40 persen penderita stroke merupakan serangan ulang yang menunjukkan bahwa kepedulian masyarakat terhadap penyakit tersebut masih sangat kurang.

Selain itu, lanjut dia, penderita stroke terbanyak berusia di atas 55 tahun, namun sekarang sudah mulai banyak diderita di bawah 45 tahun, bahkan yang berusia anak-anak juga mulai banyak.

Ia mengakui angka kasus stroke di Banyumas tidak ada laporan atau angka yang spesifik, namun jika mengacu pada Riset Kesehatan Dasar Nasional (Rikesdasnas), kejadian stroke dari tahun ke tahun meningkat, yang awalnya sekitar 8 persen sekarang menjadi 12,1 persen per tahun.

Baca juga: Kemenkes: Terapkan pola hidup sehat untuk cegah stroke

Baca juga: 4,5 jam, waktu maksimal selamatkan serangan stroke


"Oleh karena itu, perlu lebih mensosialisasikan pentingnya pemahaman penyakit stroke kepada masyarakat dengan harapan angka kejadian stroke berkurang dan efek penyebab dari penyakit stroke juga bisa berkurang," katanya.

Nazwan mengatakan dalam peringatan Hari Stroke Sedunia 2022, pihaknya menggelar kegiatan sepeda sehat, penyuluhan kesehatan, serta pemeriksaan dan konsultasi kesehatan secara gratis, dengan tujuan untuk lebih menyosialisasikan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap penyakit stroke.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022