Phnom Penh (ANTARA) - Proyek-proyek Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) telah memainkan peranan penting dalam memperkuat kerja sama pragmatis antara Kamboja dan China, kata para pejabat dan pakar Kamboja.  

Kao Kim Hourn, menteri sekaligus penasihat perdana menteri Kamboja, mengatakan bahwa BRI merupakan salah satu kerangka kerja penting yang membantu Kamboja menggaet investasi untuk pembangunan infrastruktur.

"Sebagai negara yang sangat menderita akibat perang dan konflik, infrastruktur kami lemah, oleh karena itu, kami membutuhkan investasi antara lain untuk membangun jalan, jembatan, dan pelabuhan," ujarnya kepada Xinhua dalam wawancara baru-baru ini.

"BRI menjadi salah satu prioritas utama bagi Kamboja untuk mengembangkan infrastruktur kami."

Joseph Matthews, seorang profesor senior di BELTEI International University di Phnom Penh, mengatakan BRI telah memainkan peran yang sangat penting dalam membantu negara-negara mengurangi dampak ekonomi dari pandemi COVID-19.

"BRI masih menjadi kekuatan pendorong untuk terus memperluas kerja sama antara negara-negara di kawasan itu dan dunia pada umumnya demi tujuan perdamaian, keamanan, kemakmuran, dan pembangunan berkelanjutan," katanya kepada Xinhua."

"(Inisiatif) tersebut menjadi mesin baru bagi pertumbuhan ekonomi global," ujarnya, menambahkan.

BRI, yang terdiri dari Sabuk Ekonomi Jalur Sutra dan Jalur Sutra Maritim Abad ke-21, diusulkan oleh China pada 2013 untuk membangun jaringan perdagangan dan infrastruktur yang menghubungkan Asia dengan Eropa, Afrika, dan sekitarnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2022