Tanjung Selor (ANTARA) - Atraksi kesenian budaya Dayak Kenyah tampil memukau dan meriah di Benuanta Kaltara Fest 2K22 di Lapangan Agatis, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Senin siang.

"Kami sangat gembira atas antusias penonton," kata Ketua Dewan Adat Dayak Provinsi Kaltara Jhonny Laing Impang di Tanjung Selor, Senin.

Atraksi seni Dayak Kenyah mendapat perhatian secara antusias penonton. Pementasan itu bagian dari rangkaian acara peringatan HUT Ke-10 Kalimantan Utara.

Baik tamu maupun masyarakat yang berbondong-bondong menyaksikan festival ini, mendapatkan sajian penampilan pembuka, seperti tari "Ma’a Lasan", nyanyian "Yu Kenyah Kua’ Te’a’", serta tari gerak sama.

Tarian dan nyanyian diiringi musik khas dari alat musik tradisional setempat yang dimainkan para pemuda dan pemudi.

Sebelum menampilkan berbagai macam tarian serta upacara adat, petinggi adat menyematkan baju dan aksesoris adat kepada pejabat utama dan tamu undangan lainnya dalam gelaran "Ngelaki" dan "Lemiwa" (ritual penyambutan tamu agung).

Tari-tarian dan nyanyian tersebut membawa pesan khusus, yakni membersihkan segala sesuatu agar kegiatan berjalan lancar.

Baca juga: Kutai Kartanegara tampilkan tarian dan adat Suku Dayak

Tarian gerak sama juga terkesan tidak kalah makna. Corak warna dan gerakan tari setiap kelompok Dayak Kenyah melambangkan suku, agama, dan ras yang berbeda-beda di Kaltara.

Gerak yang sama menggambarkan masyarakat Kaltara mampu hidup rukun serta saling menjaga kekompakan dan kedamaian daerah demi suksesnya pembangunan.

Masyarakat Dayak Kenyah ikut menampilkan "Tari perang" yang dibawakan kaum pria. Tarian ini menggambarkan semangat dan bukti kesiapan menjaga Kaltara dari segala ancaman yang bisa menghambat pembangunan daerah.

Atraksi juga dilanjutkan dengan upacara adat "Mamat". Pada zaman dahulu, nenek moyang Suku Dayak Kenyah menggelar upacara ini sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan karena berhasil pulang dari medang perang dengan selamat.

Upacara ini juga ditandai dengan penyembelihan hewan. Upacara ini oleh masyarakat Dayak Kenyah dianggap cukup sakral.

"Dayak Kenyah merupakan salah satu Subsuku Dayak yang banyak mendiami wilayah Provinsi Kaltara. Di Kaltara populasi Dayak Kenyah di Kaltara mencapai 75 ribu jiwa,” tutur Jhonny Laing Impang.

Ia menyebut ritual "Mamat" sebagai ritual kemenangan dan ungkapan syukur.

“Kita bersyukur karena Kaltara sudah melewati tantangan berat dan luar biasa yaitu pandemi COVID-19. Dan sesuai dengan motto HUT Kaltara ‘Bangkit Bersama’, kita bangkit bersama-sama mempersatukan kembali semangat untuk sama-sama membangun Kaltara. Dan secara khusus meningkatkan kembali perekonomian daerah yang sempat terpuruk,” tutur dia.

Seluruh tamu undangan maupun masyarakat yang hadir menyaksikan jalannya atraksi budaya ini, juga turut menari bersama dengan membentuk lingkaran yang menandakan kebersamaan masyarakat Kaltara yang harmonis, sejuk, dan bersatu padu.

Baca juga: Benuanta Kaltara Fest 2K22 sarana hiburan warga di akhir pekan
Baca juga: "Pumpung Hai" bangkitkan semangat kebudayaan di Kalteng
Baca juga: Ratusan penari Dayak meriahkan Festival Budaya Kayaan Mendalam

 

Pewarta: Ayu Prameswari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022