Bandung (ANTARA) -
Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV Jawa Barat menggerakkan siswa untuk menangani sampah dan menjaga kebersihan lingkungan melalui Gerakan Memungut Sampah atau Games.

Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV Jawa Barat Ai Nurhasan di Kota Bandung, Senin, mengatakan bahwa Games mencakup kegiatan pemungutan sampah di lingkungan sekolah serta pengunggahan foto dokumentasi kegiatan tersebut di platform media sosial seperti Instagram dan Twitter.

"Jadi nilai-nilai kearifan budaya lokal ini kita adopsi, disesuaikan dengan hal kekinian, dengan cara kita publish (siarkan), pada saat memungut sampah ini difoto dan itu menjadi kebanggaan (setelah diunggah) di Ig, di Twitter, baik sekolah, maupun pribadi siswa dan guru," katanya.

Menurut dia, Games telah dilaksanakan di sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, dan sekolah luar biasa di wilayah Kabupaten Subang, Karawang, dan Purwakarta setiap Jumat pagi.

"Pada prinsipnya, kita harapkan ini menjadi sebuah kultur atau budaya karena diulang-diulang dan ini menjadi kebiasaan," katanya.

Dia mengemukakan bahwa Games merupakan bagian dari upaya membudayakan kegiatan bersih-bersih lingkungan di kalangan siswa.

"Kalau ini dilakukan berulang-ulang akan menjadi kebiasaan, jadi yang anak anak share (membagikan dokumentasi kegiatan lewat sosial media) juga itu menjadi hal positif," katanya.

Dia mengemukakan bahwa masalah sampah antara lain muncul karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk menangani sampah di lingkungan sekitarnya.

"Games ini salah satu bentuk pembiasaan kepada anak didik kita untuk betul-betul menghargai lingkungan, mulai dari lingkup yang terkecil, yaitu sampah, dengan harapan ini meluas, dilaksanakan di masyarakat, bukan hanya di sekolah," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi mengajak peserta didik mendukung upaya pengendalian perubahan iklim dengan ikut menangani sampah, setidaknya dengan menaruh sampah pada tempatnya.

"Yang kita tahu, tumpukan sampah dapat mengeluarkan gas yang berakibat terjadinya global warming (pemanasan global). Mulai dari sekolah, kita merespons ancaman tersebut dengan melakukan aksi nyata memungut sampah," demikian Dedi Supandi.

Baca juga:
Pemerintah berupaya kurangi 38,5 persen sampah laut sampai akhir 2022
PLN olah 2,1 ton sampah organik jadi bahan bakar PLTU

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022