Sebanyak 11 unit mesin percetakan kini sudah disita oleh polisi bersama uang palsu Rp1,26 miliar sebagai barang bukti.
Sukoharjo (ANTARA) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi memerintahkan jajaran reskrim untuk mengungkap kasus percetakan produksi uang palsu (upal) di Kabupaten Sukoharjo hingga ke akar-akarnya agar tahu modus operandi dan tidak dicontoh pelaku lain.

"Saya sudah perintahkan jajaran reskrim untuk mengungkap sampai ke akar-akarnya. Biar tahu terkait modus operandi dan tidak dicontoh pelaku yang lain," kata Kapolda Jateng dalam konferensi pers di tempat kejadian perkara Kampung Larangan, RT 1/RW 2, Kelurahan Gayam, Kabupaten Sukoharjo, Selasa.

Kapolda mengatakan di tempat kejadian perkara (TKP) percetakan ada sebanyak 11 unit mesin percetakan merek Jerman, dan pelaku membeli bahan kertas dari luar negeri yang mendekati mirip uang asli, tetapi tetap palsu.

"Sebanyak 11 unit mesin percetakan kini sudah disita oleh polisi bersama uang palsu Rp1,26 miliar sebagai barang bukti," kata Kapolda.

Kapolda mengatakan, pihaknya juga menggandeng stakeholder yang lain di antaranya Bank Indonesia (BI) untuk selalu berkolaborasi dalam upaya preemtif preventif dalam pemberantasan peredaran uang palsu.

Setelah melihat tempat kejadian perkara, kata Kapolda, orang tidak akan tahu bahwa di tempat ini memproduksi uang palsu.

Oleh karena itu, pihaknya memohon untuk melakukan edukasi kepada masyarakat terkait uang palsu ini. Karena, mempunyai implikasi yang sangat luar biasa.

Kalau uang palsu banyak beredar di masyarakat harga-harga akan tinggi, otomatis inflasi akan naik. Hal ini, menjadi atensi pemerintah untuk menekan inflasi.

"Saya tidak mau ada peredaran uang palsu yang tidak terdeteksi anggota kami. Sehingga, pengungkapan kasus ini merupakan langkah awal untuk ditindaklanjuti oleh semua jajaran termasuk di polda yang lain," katanya pula.

Suharto selaku Ketua RT 1 Kampung Larangan, Kelurahan Gayam mengatakan masyarakat mengetahui tempat percetakan yang memproduksi uang palsu tersebut milik Irvan Mahendra. Tempat ini, sebelumnya diketahui tempat percetakan biasa seperti undangan, kalender, dan lainnya.

Namun, kata dia, pada masa pandemi tidak produksi lagi dan masyarakat juga tidak tahu kalau tempat itu digunakan untuk memproduksi uang palsu.

"Saya tahu-tahu diminta jadi saksi saat pelaku diamankan oleh polisi pada Senin (24/10). Ternyata tempat itu, untuk mencetak uang palsu," katanya pula.

Tim gabungan Polres Sukoharjo dan Polda Jateng sebelumnya berhasil mengungkap tempat percetakan yang memproduksi uang palsu (upal) di Kampung Larangan, RT 1/RW 2, Kelurahan Gayam, Kabupaten Sukoharjo dengan lima tersangka.

Menurut Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi ada lima pelaku yang hingga sekarang masih ditahan Mapolres Sukoharjo, yakni Shofi Udin (warga Semarang), Rino (warga Klaten), tukang sablon Sarimin (warga Banyumas), pemilik percetakan Irvan Mahendra (warga Karanganyar), dan Jefrie Susanto (warga Jakarta).

Apalagi, tempat kejadian perkara ini, kata dia, diungkap lintas polda, yakni Polda Jateng, Jatim, dan Polda Lampung.
Baca juga: Jumlah peredaran uang palsu di Jateng meningkat
Baca juga: Polda Jateng tangkap "dukun" pengganda uang

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022