Surabaya (ANTARA News) - TNI Angkatan Laut berencana melakukan penambahan sejumlah kapal selam hingga tahun 2009 mendatang, untuk melengkapi kekuatan dua unit armada kapalnya yang sudah ada saat ini. Demikian disampaikan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Slamet Soebijanto kepada wartawan, usai menyambut kedatangan Kapal Selam KRI Cakra-401 yang baru saja menjalani perbaikan di Korsel, di Dermaga Ujung Koarmatim Surabaya, Jumat. "Paling tidak, diharapkan hingga tahun 2009 mendatang sudah ada penambahan armada kapal selam. Namun belum ditentukan berapa jumlahnya," tuturnya. Laksamana bintang empat ini menambahkan, dengan kondisi perairan di Indonesia, TNI AL seharusnya memiliki paling tidak 12 unit kapal selam dari 16 unit yang ditargetkan untuk memperkuat armada yang ada. "Armada kapal selam punya posisi strategi bagi TNI AL. Kami berencana menambah kekuatan yang ada. Namun semuanya tergantung dengan keberadaan anggaran. Yang jelas, hingga tahun 2009 diharapkan sudah ada penambahan kapal selam," tambah Slamet Soebijanto. Kapal Selam KRI Cakra-401 buatan Jerman Barat tahun 1978-1981, telah menjalani perbaikan lengkap, overhaul dan powerful selama 22 bulan di galangan kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering, Ockpo, Korsel. Perbaikan kapal selam yang bergabung di jajaran TNI AL sejak 8 Juli 1981 itu, menghabiskan dana sekitar 60 juta dolar AS. Ini merupakan perbaikan total pertama yang dilakukan terhadap kapal selam KRI Cakra-401. Kapal dengan panjang 59,57 meter, tinggi 11,34 meter dan diameter 6,2 meter serta bobot 1.300 ton tersebut, diberangkatkan ke Korsel pada 19 Mei 2004 dengan menggunakan kapal tongkang MV Swift. Menurut KSAL, setelah mendapat perbaikan overhaul di antaranya meliputi bangunan kapal, peralatan komunikasi, sistem kendali senjata, dan alat komunikasi, kondisi kapal selam KRI Cakra makin baik, meski tidak sampai seratus persen. "Kondisinya kini sudah sekitar 80 persen bagus. Setelah ini, satu kapal selam lainnya KRI Nenggala-402 --dengan jenis sama-- yang saat ini kondisinya juga tidak maksimal, rencananya akan melaksanakan perbaikan serupa di Korsel. Kami masih menunggu anggaran," ujar Slamet Soebijanto. Selama masa perbaikan, KRI Cakra juga melakukan serangkaian uji coba, seperti kemampuan menyelam yang mampu mencapai kedalaman hingga 300 meter di bawah permukaan laut. Mengenai perbaikan yang dilakukan di Korsel, bukan Jerman sebagai negara asal kapal selam tersebut, KSAL menjelaskan galangan kapal di Korsel memiliki kemampuan yang cukup bagus dalam perbaikan kapal selam. "Mereka (Korsel, red) juga punya beberapa kapal selam sejenis dengan KRI Cakra, sehingga kami tidak ragu-ragu untuk melakukan perbaikan di sana," demikian KSAL.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006