Jakarta (ANTARA) - Kain tradisional Indonesia yang didesain menjadi produk fesyen modern dipromosikan di Qatar melalui peragaan busana “Wastra Nusantara”: The Journey to Indonesian Fashion yang diselenggarakan di Doha pada 30-31 Oktober 2022.

Menurut Duta Besar RI untuk Qatar Ridwan Hassan, fesyen Indonesia mempunyai kesempatan untuk berkembang di Qatar seiring pesatnya pasar fesyen di Qatar yang didorong kemajuan ekonomi negara tersebut.

Ini bisa dilihat di pusat-pusat perbelanjaan di Qatar, di mana berbagai merek fesyen global sangat mudah ditemui.

“Karakter dunia fesyen Qatar yang memadukan unsur modernitas tetapi tidak meninggalkan sisi tradisional, yang diinspirasi nilai keagamaan yang kental, juga membuka peluang kolaborasi di antara pelaku industri fesyen kedua negara,” kata Ridwan dalam keterangan tertulis KBRI Doha, Rabu.

Untuk memperkenalkan potensi fesyen Indonesia dengan menampilkan keunikan kain tradisional Indonesia, KBRI bekerja sama dengan tiga desainer terkemuka, yaitu Mel Ahyar, Danjyo Hiyoji, dan Eridani.

Ketiganya berkolaborasi dengan Yayasan Cita Tenun Indonesia, yang telah lama berkecimpung dalam pengembangan dan pelestarian kain-kain Nusantara, dan Rumah Tenundari, perwakilan pelaku usaha fesyen Indonesia.

Dengan ciri khasnya masing-masing, ketiga perancang tersebut memadukan berbagai kain tradisional Indonesia menjadi karya-karya busana yang memikat lebih dari 100 orang yang hadir dari kalangan industri fesyen, perancang busana, pemengaruh fesyen, dan kalangan umum di Qatar dalam peragaan busana dan pameran selama dua hari tersebut, menurut keterangan KBRI.

Mel Ahyar menampilkan koleksi yang dinamakan "Kawin Campur 2.0" (Mixed Marriage) yang mengombinasikan tujuh motif tenun, yaitu tenun Lombok, ikat NTT, ikat endek Bali, tenun Garut, lurik, tenun Badui dan tenun Jawa Tengah, menjadi sebuah karya yang unik dan elegan.

Danjyo Hiyoji memperkenalkan perpaduan kain tenun dari berbagai daerah, yakni Jawa Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, Lombok, Bali, dan NTT dengan ciri khas fesyen jalanan (street fashion). Karyanya kental dengan tampilan anak muda yang tergabung dalam 10 koleksi bernama "Titik Temu".

Sementara Eridani, dengan koleksi "Kulturati", mengkreasikan berbagai motif kain tenun berbagai daerah menjadi busana yang mengedepankan sifat feminin, berani, dan bergaya.

Pameran busana itu diharapkan semakin memperkenalkan karya-karya fesyen anak bangsa dengan keunikan kain tradisional yang merupakan warisan kekayaan leluhur, yang tidak saja menjadi identitas Indonesia sebagai bangsa, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang menghidupi para perancang busana, pelaku usaha fesyen, hingga pengrajin kain tradisional di Indonesia, kata KBRI.

KBRI Doha berharap produk fesyen, perancang busana, dan kain-kain serta tekstil Indonesia dapat lebih dikenal di Qatar dan dapat memasuki pasar Qatar.

Selain pameran dan peragaan busana, pada hari kedua kegiatan juga diadakan lokakarya kain tradisional serta interaksi pengunjung melalui acara "Meet and Greet" dengan tiga perancang Indonesia.

Peminat fesyen di Qatar dapat mengenal lebih jauh kain tradisional Indonesia serta produk fesyen Indonesia yang memanfaatkan kekayaan kain-kain tradisional tersebut langsung dari para pelaku industri fesyen Indonesia, kata KBRI Doha.

Baca juga: Penampilan seni diaspora Indonesia pukau warga Qatar
Baca juga: Indonesia dan Qatar rayakan hari persahabatan
Baca juga: Dubes RI berharap hubungan Indonesia-Qatar terus meningkat


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022