Goma, Kongo (ANTARA) - Konvoi pasukan penjaga perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo timur pada Selasa (1/10) sore diserang warga sipil sehingga dua orang terluka, menurut misi PBB itu, Rabu.

Serangan itu terjadi ketika konvoi itu berhenti di pos pemeriksaan militer dekat tempat pengungsi internal di Kanyarutshinya, yang berjarak 8 km dari Kota Goma.

Massa berkumpul dan melempari konvoi dengan batu serta membakar sedikitnya satu truk, ungkap misi PBB, MONUSCO, di Twitter.

Pasukan penjaga perdamaian PBB melepaskan tembakan peringatan ke udara dan akhirnya meninggalkan zona tersebut, katanya.

Frustrasi telah meningkat sepanjang tahun ini terhadap misi PBB di wilayah tersebut, ketika misi itu dituding gagal melindungi warga sipil dari kekerasan milisi yang kian parah. Puluhan orang tewas dalam protes anti PBB pada Juli.

Pertempuran antara kelompok pemberontak M23 dan militer Kongo kembali terjadi pada 20 Oktober, menyebabkan sedikitnya 90.000 mengungsi.

PBB dan Uni Afrika telah mendesak deeskalasi dan meminta agar permusuhan di antara kedua pihak segera dihentikan.

"Harapan kami adalah MONUSCO meninggalkan negara kami. Karena kami tidak melihat (alasan) mengapa mereka ada di sini," kata pengungsi asal Kanyarutshinya, Jackson Fiki Kalimunda.

Pada Selasa pagi, PBB mengumumkan penarikan "taktis dan strategis" atas 450 penjaga perdamaian dari Rumangabo, yang berada di ujung utara, dekat Taman Nasional Virunga.

Sumber: Reuters

Baca juga: Terduga ekstremis tewaskan sedikitnya 14 warga sipil di Kongo
Baca juga: WHO bersiap hadapi potensi wabah Ebola di Kongo
Baca juga: Sekjen PBB minta maaf ke Presiden Kongo atas insiden penembakan

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022