Solo (ANTARA News) - Getaran, dan suara gemuruh aktivitas Gunung Merapi yang dinyatakan berstatus siaga sejak Rabu (12/4) sampai sekarang dirasakan warga Desa Jrakah, Klakah, dan Telogolele, Kecamatan Solo, Kabupaten Boyolali semakin kuat, khususnya pada malam hari. "Beberapa hari ini banyak warga yang datang ke Pos Pengamat Gunung Merapi Jrakah, untuk menanyakan itu, tetapi kami juga tidak bisa memberikan jawaban pasti," kata Yulianto petugas Pengamat Gunung Merapi Jrakah, Jumat. Ia mengatakan, aktivitas Gunung Merapi yang terletak di antara daerah perbatasan Provinsi Jateng dengan D.I. Yogyakarta, hampir setiap hari tertutup kabut tebal, sehingga tidak bisa dilihat dari pos ini, dan hanya bisa dipantau aktivitasnya melalui pencacat gempa saismograf. "Kami belum pernah lihat puncak gunung itu, sehingga untuk memperkirakan guguran lava itu mengarah ke mana juga belum bisa apabila sewaktu-waktu meletus, dan juga belum pernah melihat ada titik api," katanya seraya menjelaskan bahwa pada bulan April sampai Mei, biasanya di gunung ini musim kabut. Ia mengatakan, untuk aktivitas Merapi Jumat (21/4) dari pukul 00.00 - 06.00 WIB tercatat gempa volkanik tipe B dua kali, multi pase (MT) 31 kali dan guguran lava dua kali. Untuk Kamis (20/4) tercatat gempa volkanik tipe B 13 kali, multi pase (MT) 154 kali, guguran lava sembilan kali, gempa tektonik sekali dan gas (LF) sekali. Getaran dan suara gemuruh Merapi meskipun beberapa hari belakangan ini dirasakan semakin menguat, aktivitas masyarakat yang tinggal di daerah bahaya satu (ring I) tetap berjalan normal seperti biasa. Warga di daerah itu juga masih pergi ke ladang untuk memanen kubis dan wortel, serta ada yang mencari rumput untuk pakan ternaknya. Mereka pada malam hari juga tidak ada yang mengungsi ketempat-tempat pengungsian yang telah disediakan pemerintah. Camat Selo, Kabupaten Boyolai Dahat Wilarso, yang didamping Kapolsek daerah tersebut AKP Dwi Priyatno mengatakan, untuk tempat-tempat pengungsian apabila Merapi sewaktu-waktu meletus semuanya telah disiapkan. Pembuatan jalan tembus sepanjang sekitar satu kilometer, dan lebar empat meter untuk jalan pengungsian dari dukuh Bangunsari yang masuk ring I ke Jrakah, sekarang juga sudah mulai dikerjakan dan diharapkan Senin (24/4) sudah bisa di lewati kendaraan roda empat meskipun belum diaspal.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006